hallo sobat semua kali ini saya admin anggi setiawan dan Rekan perjuangan akan membagikan ilmu Perkuliahan dan Materi SD,SMP dan SMA yang admin pernah pelajari dalam perjalanan hidup admin. semua akan terangkum secara singkat dan menarik.semoga terbantu.
Cerita rakyat merupakan cerita turun-temurun yang biasanya
disampaikan secara lisan. Indonesia mempunyai banyak cerita rakyat. Antara
daerah satu dengan daerah yang lain mempunyai cerita rakyat yang berbeda. Ada
banyak nilai-nilai kehidupan yang bsa kita pelajari dari cerita rakyat
tersebut.
Cerita rakyat
adalah cerita yang timbul dan beredar di suatu daerah tertentu secara
turun-menurun melalui bahasa lisan. Biasanya bercerita tentang sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan alam di suatu daerah atau berhubungan dengan
nama-nama tempat di suatu daerah. Terdapat berbagai macam cerita rakyat di
Indonesia, contohnya Jaka Tingkir(Jawa Tengah), Nyi Calon Arang(Bali), Daun Talas dan Seluring Ajaib (Aceh), dan Ratu Laut Selatan (Jawa Tengah).
Cerita rakyat merupakan bagian dari karya sastar. Oleh karena itu, cerita
rakyat terbangun atas
A.
unsur - unsur berikut:
1.
Tema, yaitu
sesuatu yang menjadi dasar cerita dan selalu berkaitan dengan berbagai
pengalaman kehidupan. Tema cerita rakyat pada dasarnya berkaitan dengan
elemen-elemen misteri, dunia gaib, alam dewa, kepercayaan tradisis suatu
masyarakat, kejadian sejarah, dan kejadian alam yang bercampur dengan
elemen-elemen fantasi.
2.
Alur, yaitu
tahap-tahapan peristiwa yang terjadi dalam cerita. Alur suatu cerita terbagi
atas lima tahap, yaitu tahap pengenalan atau eksposisi, pengembangan,
pertenatangan atau konflik, peleraian, dan penyelesaian.
3.
Latar, adalah
keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam cerita.
4.
Penokohan atau perwatakan. Tokoh adalah pelaku dalam suatu cerita. Adapun
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan sebuah cerita.
5.
Amanat, adalah
pesan yang disampaikan pengarang melalui karya sastranya.
Setelah anda
mengetahui unsur-unsur pembangunan cerita rakyat, anda dapat menemukan hal-hal
menarik di dalamnya.
B.
Hal-hal tersebut dapat dikenali dengan cara
berikut.
1.
Membaca
cerita dari awal sampai akhir.
2.
Menganalisis
jalan cerita.
3.
Melakukan
pendataan terhadap tokoh dan latar cerita.
C.
Sebuah cerita rakyat memiliki ciri-ciri
berikut:
·
Bersifat
lisan.
·
Penciptanya
anonim atau tidak dikenal.
·
Bersifat
komunal atau milik bersama.
·
Bentuk
dan isinya bersifat statis.
·
Mencerminkan
aturan-aturan hidup.
·
Istana
sentris.
D.
TOKOH
Sebuah cerita rakyat pastilah memiliki Tokoh. Tokoh dalam
cerita rakyat berupaanusia,binatang atau tumbuhan. Watak tokoh dalam
tokoh cerita rakyat ada yang digambarkan baik secara terurat maupun
secara terisat.
Anda dapat mengetahui watak tokoh sebuah verita rakyat dengan
beberapa metode.
1. Metode analitik
Metode analitik disebut
juga metode langsung. Metode analitik merupakan penyajian watak tokoh dengan
cara memaparkan watak tokoh secara langsung.
2. Metode dramatik
Metode dramatik disebut
juga metode tidak langsung. Metode dramatik merupakan penyajian watak tokoh
melalui pemikiran,percakapan dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang.
E.
Latar
Latar merupakan gambaran tempat,waktu dan
suasana dalam sebuah cerita rakyat. Berikut penjelasan mengenai latar latar
tersebut.
i.
Latar Tempat
latar tempat
merupakan tempat atau lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita rakyat. Contoh:di hutan,rumah,sekolah dan tempat tempat lainnya..
ii.
Latar Waktu
Latar Waktu
merupakan waktu terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita rakyat.
iii.
Latar Suasana
Latar suasana dapat
membuat sebuah cerita takyat menjadi hidup dan menarik.
Contoh Cerita Rakyat
Asal Usul Nama Surabaya
Pada
zaman dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu yang
dikenal dengan nama Ikan Sura dan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut
mangsa. Keduanya sama-sama kuatnya, sama-sama tangkasnya, sama-sama cerdiknya,
sama-sama cerdiknya, sama-sama ganasnya, dan sama-sama rakusnya. Selama mereka
berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah. Oleh karena itu,
mereka kemudian jemu untuk terus berkelahi.
“Aku
bosan terus-terusan berkelahi, Buaya,” kata Ikan Sura.
“Aku
juga, Sura. Lalu apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?”
tanya Buaya. Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghentikan
perkelahiannya dengan Buaya, memang telah memiliki satu cara.
“Untuk
mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan
menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di
dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di
daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu
tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut. Bagaimana, Buaya ?”
“Baiklah
aku terima usulmu yang bagus itu ?” jawab Buaya.
Pembagian
daerah kekuasaan itu ternyata memang telah membuat perkelahian antara Ikan Hiu
Sura dan Buaya sudah tak terjadi lagi. Mereka menghormati daerah kekuasaannya
masing-masing. Selama mereka mematuhi kesepakatan yang telah mereka buat
bersama, keadaan aman dan damai.
Akan
tetapi, pada suatu hari, Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal itu
dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Namun, Buaya
yang memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura itu. Tentu saja Buaya sangat marah
melihat Ikan Hiu Sura melanggar janjinya. Buaya segera menghampiri Ikan Hiu
Sura yang sedang menikmati mangsanya di sebuah sungai.
“Hai,
Buaya, bagaimana mangsamu didaratan ? Banyakkah?” tanya Ikan Hiu Sura.
“Hai,
Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua ?
Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan bagian dari wilayah
kekuasaanku ?” tanya Buaya. Ikan Hiu Sura yang tak merasa bersalah
tenang-tenang saja.
“Aku
melanggar kesepakatan ? Bukankah sungai ini berair. Bukankah aku sudah bilang
bahwa aku adalah penguasa air ? Nah, sungai ini kan ada airnya, jadi juga
termasuk daerah kekuasaanku,” kata Ikan Hiu Sura.
“Apa?
Sungai itu kan tempatnya di darat, sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut,
berarti sungai itu adalah daerah kekuasaanku !” kata Buaya.
“Tidak
bisa. Aku, kan tidak pernah bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air
sungai,” jawab Ikan Hiu Sura.
“Kalau
begitu kamu mau membohongiku lagi ? Naiklah kita buktikan siapa yang memiliki
kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal !” kata
Buaya. Mereka berdua terus cekcok, masing-masing berusaha mengemukakan
alasan-alasannya, dan masing-masing pun saling menolak dan saling ngotot
mempertahankan kebenaran-kebenaran dari alasan-alasannya sendiri. Akhirnya
mereka berkelahi lagi.
Pertarungan
sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini
semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saking menggigit dan
memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang
keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Kedua binatang raksasa itu tanpa
istirahat terus bertarung mati-matian.
Dalam pertarungan
sengit itu, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah
kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membelok ke kiri. Nuaya puas
telah dapat mempertahankan daerahnya. Ikan Hiu Sura telah kembali ke lautan.
Peristiwa
pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama Sura dan Buaya itu mendapat tempat
tersendiri di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu
dikait-kaitkan dengan peristiwa itu. Bahkan, lambang Ikan Hiu Sura dan Buaya
dipakai sebagai lambang Kota Madya Surabaya.
Kunjungi juga
informasi pelajaran menarik lainnya di Blog Prestasi Siswa ini.