KERANGKA
TEORI SISTITIS
hallo sobat semua kali ini saya admin anggi setiawan akan membagikan ilmu keperawatan yang admin pernah pelajari semua askep dan pathway terangkum secara singkat dan menarik.semoga terbantu.
kali ini admin akan membagikan materi tentang Askep Sistitis : Definisi, Anfis,Etiologi, Faktor Resiko dan Cara Penularan
A. Sistitis
1. Pengertian
Sistitis adalah
inflamasi akut pada mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri dari.
Sistitis merupakan inflamasi kandung kemih yang disebabkan oleh penyebaran
infeksi dari uretra. (Nursalam, 2009:111)
Sistitis adalah
peradangan pada kandung kemih. ( Dorland, 2011:281)
Sistitis adalah jenis
ISK yang paling umum, adalah inflamasi dari kandung kemih, biasanya disebabkan
bakteri ascending atau pola buang air kecil yang obstruktif yang menyebabkan
aliran urin yang menurun atau retensi urin. (Black & Hawks, 2014:223)
Jadi, dapat disimpulkan
sistitis adalah peradangan pada kandung kemih yang disebabkan oleh infeksi
bakteri dari uretra.
2. Anatomi
Fisiologi
Kandung
kemih terletak tepat di belakang os pubis, merupakan tempat penyimpanan urine
yang berdingding otot yang kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan jumlah
urine yang dikandung. Kandung kemih pada waktu kosong terletak dalam rongga
pelvis, sedangkan dalam keadaan penuh dingding atas terangkat masuk ke dalam
regio hipogastrika. Apeks kandung kemih terletak di belakang pinggir atas
simpasis pubis dan permukssn posteriornya berbentuk segitiga. Bagian sudut
superolateral merupakan muara ureter dan sudut inferior membentuk uretra.
Bagaian
atas kandung kemih ditutupi oleh peritoneum yang membentuk eksavasio retro
vesikalis, sedangkan bagian bawah permukaan posterior dipisahkan dari rektum
oleh dukus deferens, vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis. Permukaan
superior seluruhnya ditutupi oleh peritineum dan berbatasan dengan gulungan
ileum dan kolon sigmoid sepanjang lateral permukaan peritoneum melipat ke
dingding lateral pelvis.
Lapisan otot kandung
kemih terdiri atas otot polos yang tersusun dan saling berkaitan disebut
muskulus detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri
vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka
interna. Venanya membentuk pelvikus venosus vesikalis berhubuga dengan pleksus
prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
pembuluh limfe kandung
kemih mengalirkan caira limfe ke dalam nodi limpatik interna dan eksterna.
a. Persarafan
Persarafan vesika
urinaria bersal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikkus berasal dari ganglion lumbalis I dan II, yang berjalan turun ke
kandung kemih melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis
yang keluar dari nervus splenikus yang berasal dari nervus sakralis II,III, dan
IV berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dingding vesika
urinariasebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari kandung kemih
menuju sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanknikus pelvikus berjalan
bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen
lumbal 1 dan 2 medula spinalis.
b. Fisiologis
1) Pengisian
kandung kemih
Dingding ureter
mengandung otot polos yang tersusun dalam berkas spiral longitudinal dan
sekitar lapisan otot yang tidak terlihat. Kontraksi peristaltik ureter 1-5
kali/menit akan menggerakan urine dari pelvis renalis ke dalam kandung kemih
dan disemprotkan setiap gelombang peristaltik.
Ureter yang berjalan
miring melalui dingding kandung kemih untuk menjaga ureter tertutup kecuali
selama gelombang peristaltik untuk mencegah urine tidak kembali ke
ureter.Apabila kandung kemih terisi penuh permukaan superior membesar, menonjol
ke atas masuk ke dalam rongga abdomen. Peritoneum akan menutupi bagian bawah
dingding anterior kolum kandung kemih yang terletak dibawah kandung kemih dn
permukaan atas postat. Serabut otot polos dilanjutkan sebagai serabut otot
polos prostat kolum kandung kemih yang dipertahankan pada tempatnya oleh
ligamentum pobu prostatika pada pria dan oleh ligamentum pubovesikalis pada
wanita yang merupakan penebalan fasia pubis.
Membran mukosan kandung
kemih dalam keadaan kosong akan berlipat-lipat. Lipatan ini akan hilang kandung
kemih terisi penuh. Daerah membran mukosa meliputi permukaan dalam basis
kandung kemih yang dinamakan trigonum. Vesika ureter menembus dingding kandung
kemih secara miring membuat seperti katup untuk mencegah aliran balik urine ke
ginjal pada waktu kandung kemih terisi.
2) Pengosongan
kandung kemih
Kontraksi otot muskulus
destrusor bertanggung jawab pada pengosongan kandung kemih selama perkemihan
(miksturasi) berkas otot tersebut berjalan pada sisi uretra, serabut ini
dinamakan sfingter uretra interna. Sepanjang uretra terdapat sfingter otot
rangka yaitu sfingter uretra membranosa (sfingter uretra eksterna). Efitel
kandung kemih dibentuk dari lapisan
supefisialis sel kuboid.
3) Berkemih
Merupakan suatu refleks
spinalis yang dipermudah dan dihambat oleh pusat saraf yang lebih tinggi dan
dikendalikan oleh pusat saraf di otak. Reflek di awal dengan peregangan otot
kandung kemih sewaktu terisi oleh urine. Impils aferen berjalan menuju nerfus
planknikus dan sfingter ini melemas bila urine masuk ke pelvikus lalu masuk ke
segmen sakaralis II, III dan IV medula spinalis. Impuls aferen meninggalkan
medula spinalis dari segmen yang sama dan berjalan melalui serabut saraf
preganglion parasimpatis menuju nervus planknikus pelvikus dan pleksus
hipogastrikus inferior menuju dingding kandung kemih lalu bersinaps dengan
neuron post ganglion.
Melalui lintasan saraf
ini, otot polos kandung kemih yaitu muskulus detrusor akan berkontraksi dan
sfingter kandung kemih dibuat lemas. Impuls eferen berjalan ke sfingter uretra
melalui nervus pudendus (II,III,IV). Sfingter ini melemas apabila urine masuk
ke uretra lalu impuls aferen tambahan akan berjalan ke medula spinalis dari
uretra memperkuat refleks.
Pada anak muda berkemih
merupakan refleks sederhana dan berlangsung apabila vesika urinaria tegang.
Pada orang dewasa refleks regang sederhana dihambat oleh aktifitas korteks
serabi sampai pada waktu yang tepat dan temapat berkemih tersedia. Serabut
penghambat berjalan ke bawah menuju segmen sakralis II,III,IV medula spinalis.
Kontraksi ureter yang menutupi uretra dikendalikan secara volunter.
Pengendalian olunter saat berkemih akan norma selama tahun pertama dan kedua
kehidupan.
3. Etiologi
Penyebab paling sering
pada sistitis adalah mikroorgamisme gram negatif yang ditemukan di usus, antara
lain : Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter dan Proteus.
4. Faktor
Risiko
Faktor risiko yang dapat mengakibatkan sistitis antara lain
:
a. Hubungan
seksual
b. Higiene
yang buruk
c. Pola
berkemih yang terganggu
d. Riwayat
mutilasi genital perempuan
e. Celana
dalam dan stocking sintetik
f. Celana
jins yang ketat
g. Pakaian
mandi yang basah
h. Alergan
atau iritan pada tisu toilet dengan pewangi atau produk kebersihan perempuan
5. Cara
Penularan
Sistitis dapat menular,
yaitu dengan cara :
a. Melalui
hubungan intim
b. Pemakaian
kontrasepsi spermisid diafragma karena dapat menyebabkan sumbatan parsial
uretra dan pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap serta perubahan pH dan
flora normal vagina.