Catatan Singkat Perawat: Asuhan Keperawatan, Pathway dan Patofisiologi Inkontinentia Urine

hallo sobat semua kali ini  akan membagikan PATHWAY INKONTINENTIA URINE yang admin pernah pelajari semua askep dan pathway terangkum secara singkat dan menarik.semoga terbantu.

Karena sangat penting perjalanan penyakit ini karena kita akan tahu apa sebab dan apa yang akan terjadi pada penyakit ini, sehingga admin akan membagikan artikel ini, semoga bermanfaat.








A.    Patofisiologi
Proses menua (aging proses) biasanya akan ditandai dengan adanya perubahan fisik- biologis, mental ataupun psikososial. Perubahan fisik diantaranya adalah penurunan sel, penurunan sistem persyarafan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskular, sistem pengatur temperatur tubuh, sistem respirasi, sistem endokrin, sistem kulit, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, perubahan-perubahan mental pada lansia yaitu terjadi perubahan kepribadian, memori dan perubahan intelegensi (Nugroho, 2008).
Perubahan patofisologi yang berhubungan dengan inkontinesia berbeda dengan tiap penyebab spesifik kelainannya. Pada inkontinensia tekanan, peningkatan tekanan intra vesika biasanya timbul dari kegiatan seperti bensin, batuk, tertawa dan exersi. Dapat terjadi disfungsi pada sphincter uretra atau, pada perempuan, perubahan pada pertemuan uretrovesika disebabkan karena kelemahan otot periruretra kelemahan otot dari persalinan, menopause, atau masalah lain yang melonggarkan lantai pelvis. Terlebih dari hilangnya tonus otot yang menyangga pertemuan uretrovesika, terdapat bertambahnya penurunan, dengan efek funneling pada leher kandung kemih pada saat exersi. Pada laki-laki, perubahan patofisiologi biasanya timbul dai BPH, yang menyebabkan retensi, overflow dan inkontinesia tekanan.
Detrusor over activity (urge incontinence) berhubungan dengan beberapa perubahan patofisiologis dan dalam beberapa kasus, penyebab patofisiologisnya tidak diketahui. Salah satu masalahnya adalah berkurang nya mobilitas karena lesi neuron motor atas spinalis tergabung dengan ketidakmampuan untuk menahan kencing ketika impuls dirasakan.
Inkontinensia Urine over flow berasal dari distensi berlebih dari buli-buli dan over flow dari kelebihan urine. Biasanya masalah ini timbul karena adanya obstruksi pengeluaran dari kandung kemih, seperti BPH.
Jika inkontinensia tidak dikontrol, hal ini dapat menjadi masalah psikologis dan fisik. Konsikuensi psikologis dari inkontinensia sangatlah serius. Klien-klien dapat mengisolasikan diri dan rasa takut akan dipermalukan dan hal tersebut akan menjurus pada depresi. Inkontinensia juga merupakan penyebab utama masuk ke panti jompo. Komplikasi fisik dari inkontinensia meliputi infeksi, masalah kulit dan disfungsi berkemih permanen. (Black, 2014).


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »