hallo sahabat semua kali ini admin akan membagikan ilmu keperawatan yang admin pernah pelajari semua askep dan pathway terangkum secara singkat dan menarik.semoga terbantu.
ok kita bahas tentang anatomi dan fisiologi dari Ginjal secara singkat dan menarik Ok!!!
Apakah kalian tahu fungsi ginjal???
kita tahukan sobat ginjal itu sangat penting sekali dan semoga setelah kalian baca ini kalian dapat menjaga ginjala kalian karena sangat banyak sekali fungsi nya bagi tubuh kita.
A. Anatomi dan fisiologi perkemihan
Sistem urinaria merupakan
salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis tubuh.
a.
Komponen
Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang
memproduksi urine, 2 ureter yang membawa urine kedalam sebuah kandung kemih untuk
penampungan sementara. Dan uretra yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui
orifisium uretra eksterna.
b.
Fungsi ginjal
1.
Pengeluaran zat
sisa organic. Ginjal mengeksresi urea, asam urat, kreatinin dan produk
penguraian hemoglobin dan hormone.
2.
Pengaturan
konsentrasi ion – ion penting. Ginjal mengeksresi ion natrium, kalium, calcium,
magnesium, sulfat dan fosfat. Eksresi ion ion ini seimbang dengan asupan dan
eksresinya melalui rute lain.
3.
Pengaturan
keseimbangan asam dan basa tubuh. ginjal mengendalikan eksresi ion hydrogen,
bikarbonat dan ammonium Serta memproduksi urine asam atau basa, bergantung pada
kebutuhan tubuh.
4.
Pengaturan
produksi sel darah merah. Ginjal melepas eritropoietin yang mengatur produksi
sel darah merah dalam sumsum tulang.
5.
Pengaturan
tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi pengaturan
tekanan darah dan uga memproduksi enzim rennin. Rennin adalah komponen penting
dalam mekanisme rennin-angiotensin aldosteron, yang meningkatkan tekanan darah
dan retensi air.
6.
Pengendalian
terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah. Ginjal,
melalui eksresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas
konsentrasi nutrient dalam darah.
7.
Pengeluaran zat
beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, obat-obatan, atau
zat kimia asing lain dari tubuh.
c.
Struktur ginjal
1.
Hillus (hilum)
adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal.
2.
Sinus ginjal
adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hillus, sinus ini membentuk
perlengketan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis,
saraf dan limfatik.
3.
Parenkim ginjal
terbagi 2 bagian yaitu kortek dan medulla ginjal
a.
Medulla terdiri
dari massa-massa triangular yang disebut piramida ginjal.
b.
Korteks tersusun
dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit structural dan
fungsional ginjal.
d.
Struktur
nefron
Satu ginjal mengandung 1,2 juta nefron yang merupakan
unit pembentuk urine. Setiap nefron memiliki satu komponen vascular (kapiler)
dan satu komponen tubular. terdiri dari:
1.
Glomerulus yaitu
untuk tempat filtrasi dan pembentukan urine.
2.
Tubulus
proksimal dan tubulus ansa henle yaitu untuk reabsorbsi zat yang masih dapat
dipakai oleh tubuh.
3.
Tubulus distal
yaitu untuk proses sekresi
4.
Tubulus
kolectivus yaitu untuk eksresi zat yang harus dibuang dalam tubuh. (Ethel
Sloane, 2003)
e. kandung
kemih adalah organ muskular berongga yang berfungsi sebagai kontainer
penyimpanan urine.
1. lokasi.
Pada laki-laki. Kandung kemih terletak tepat di belakang simfisisi pubis dan di
depan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus di depan
vagina. Ukuran organ ini sebesar kecangkenari dan terletak di pelvis saat
kosong; organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilikus dalam
rongga abdominopelvis jika penuh berisi urine.
2.
Struktur.
Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan
lipatan-lipatan peritoneum dan kondensasi fasia.
a. Dinding kandung
kemih terdiri dari 4 lapisan:
(1)
Serosa
adalah lapisan terluar. Lapisan ini merupakan
perpanjangan lapisan peritoneal rongga abdominopelvis dan hanya ada di bagian
atas pelvis.
(2)
Otot
detrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini
tersusun dari berkas-berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk
sudut. ini untuk memastikan bahwa selam urinasi, kandung kemih akan
berkontraksi dengan serempak ke segala arah.
(3)
Submukosa
adalah lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah
mukosa dan menghubungkannya dengan muskularis.
(4)
Mukosa
adalah lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan
lapisan epitel yang tersusun dari epitelium transisional. Pada kandung kemih
yang relaks, mukosa membentuk ruga (lipatan-lipatan) yang akan memipih dan
mengembang saat urine berakumulasi dalam kandung kemih.
b. Trigonum adalah
area halus, triangular, dan relatif tidak dapat berkemang yang terletak secara
internal di bagian dasar kandung kemih. Sudut-sudutnya terbentuk dari tiga
lubang. Di sudut atas trigonum, dua ureter bermuara ke kandung kemih. Uretra
keluar dari kandung kemih di bagian apeks trigonum.
c. Perkemihan (urinasi) bergantung pada inervasi parasimpatis dan
simpatis juga impuls saraf volunter. Pengeluaran urine membutuhkan kontraksi
aktif otot detrusor.
1) Bagian
dari otot trigonum yang mengelilingi jalan keluar uretra berfungsi sebagai sfingter uretra internal yang menjaga
saluran tetap tertutup otot ini diinvervasi oleh neuron parasimpatis.
2) Sfingter uretra
eksternal terbentuk dari otot rangka dari otot
perineal transversa yang berbeda di bawah kendali volunter. Bagian
pubokoksigeus pada otot levator ani juga berkontribusi dalam pembentukan
sfingter.
3) Relfeks perkemihan terjadi
saat peregangan kandung kemih sampai sekitar 300 ml sampai 400 ml urine
menstimulasi reseptor perengan pada dinding kandung kemih.
a.
Impuls pada medulla
spinalis dikirim ke otak dan menghasilkan impuls parasimpatis yang menjalar
melalui saraf splanknik pelvis ke
kandung kemih.
b.
Refleks perkemihan
menyebabkan kontraksi otot detrusor, relaksasi sfingter internal dan eksternal
mengakibatkan pengosongan kandung kemih.
c.
Pada laki-laki, serabut
simpatis menginvernasi jalan keluar uretra dan mengkonstriksi jalan tersebut
untuk mencegah refluks semen ke dalam kandung kemih saat orgasme.
4)
Pencegahan refluks
perkemihan melalui kendali volunter sfingter eksternal adalah respons yang
dapat dipelajari.
a. Pencengahan
volunter bergantung pada integrasi saraf terhadap kandung kemih dan uretra,
trakus yang keluar dari medulla spinalis menuju dan dari otak, dan area motorik
serebrum. Cedera pada lokasi ini dapat menyebabkan inkotinensia.
b. Kendali
volunter urinasi (“latihan toileting”)
adalah respons yang dapat dipelajari. Hal ini tidak dapat dilatih pada SSP yang
imatur dan sebaiknya ditunda sampai paling tidak berusia 18 bulan.
f.
Sistem
vaskularisasi di kandung kemih di perankan oleh arteri iliaka interna dan vena
iliaka interna
g.
Proses miksi
(proses berkemih)
Pertambahan
vol urine è tekanan intra vesicalis meningkat è keregangan dinding vesicalis (muskulus detrusor) è sinyal- sinyal miksi ke pusat saraf lebih tinggi è untuk diteruskan kembali ke saraf-saraf spinal (
sacrum 2-3)è timbul refleks spinal èmelalui
nervus pelvicus è timbul perasaan tegang pada vesica urinaria sehingga
mengakibatkan permulaan perasaan ingin berkemih (Virgiawan, 2008).