Bayi Baru Lahir: Pemeriksaan, Adaptasi dan Metabolik

Halo sobat kali ini admin akan membagi sedikit kutipan makalah admin yang pernah admin kerjakan yaitu Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Dimana pada bab ini terdapat Pemeriksaan,Transisi Kehidupan,Adaptasi Pernapasan dan Kardiovaskular serta Termoregulasi dan Metabolik. Semoga bermanfaat dan salam hangat dari admin. Like juga fans page admin terimakasih. 👳

Bayi Baru Lahir: Pemeriksaan, Adaptasi dan Metabolik




A. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pada periode pascapartum, bayi baru lahir mengalami perubahan biologis dan perilaku yang kompleks akibat transisi ke kehidupan ekstrauterin. Asuhan keperawatan bayi baru lahir didasarkan pada pengetahuan tentang perubahan-perubahan biofisiologis dan pengaruh bayi pada unit keluarga. Beberapa jam pertama setelah lahir, menampilkan sesuatu periode penyesuaian kritis bagi bayi baru lahir. Pada sebagian lingkungan, perawat memberikan pemeriksaan langsung kepada bayi segera setelah lahir. Setelah periode transisi, perawat terus mengevaluasi bayi baru lahir dengan interval yang periodic dan menyesuaikan rencana asuhan kepemeriksaan sesuai dengan hasil temuan baru. Perawat harus terampil menyeimbangkan kebutuhan keluarga akan privasi dengan kebutuhan untuk memantau transisi baik ke ekstrauterin.
Tujuan pemeriksaan bayi baru lahir:
1. Periode pascapartum awal
a.       mencapai dan mempertahankan jalan napas dan mendukung pernapasan
b.      mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermi
c.       memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
d.      mengidentifikasi masalah-masalah actual atau potensial yang memerlukan perhatian segera
2. Pemeriksaan lanjutan
a.       melanjutkan perlindungan dari cedera atau infeksi atau mengidentifikasi masalah actual atau potensial yang memerlukan perhatian
b.      memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua dan bayi
c.       memberikan informasi kepada orang tua tentang pemeriksaan bayi baru lahir
d.      membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentang praktik membesarkan anak

·         Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir:
1. Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya terpapar zat toksik dan sikap orang tua terhadap kehamilan)
2. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya lama persalinan, tipe analgesik atau anastesi intrapartum
3. Kapasitas fisiologi bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke kehidupan ekstrauterin.
4. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespon masalah dengan tepat.


B. Transisi ke kehidupan ekstrauterin
Memulai segera pernapasan dan perubahan dalam pola sirkulasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan ekstrauterin. Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal, hematologi, metabolik, dan sistem neurologis bayi baru lahir harus berfungsi secara memadai untuk maju ke arah dan mempertahankan hidup ekstrauterin.
Periode transisi :
1.      Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam pertama kehidupan, yang akan dilalui seluruh bayi dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat persalinan dan melahirkan.
2.      Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir), pernapasan cepat dapat mencapai 80x/menit dan pernapasan cuping hidung sementara, retraksi dan suara seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat mencapai 180x/menit selama beberapa menit pertama kehidupan.
3.      Setelah respon awal ini, bayi baru lahir menjadi tenang dan rileks dan jatuh tertidur, tidur pertama ini dikenal sebagai fase tidur yang terjadi dalam 2 jam setelah kelahiran dan berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam.
4.      Periode kedua reaktivitas, dimulai waktu bayi bangun ditandai dengan respon berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda menjadi sianosis, dan denyut jantung cepat.
5.      Lendir mulut dapat menyebabkan masalah besar, misalnya tersedak, tercekik dan batuk.
C. Adaptasi Pernapasan
1.      Pernapasan awal dipicu oleh faktor-faktor fisik, sensori dan kimia:
                                                                          i.      faktor-faktor fisik meliputi usaha yang diperlukan untuk mengembangkan paru-paru dan mengisi alveolus yang kolaps.
                                                                        ii.      faktor-faktor sensori meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara.
                                                                      iii.      faktor-faktor kimia meliputi perubahan dalam darah misalnya penurunan kadar oksigen, peningkatan kadar CO2 dan penurunan pH sebagai akibat asfiksia sementara selama kelahiran
2.      Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar antara 30-60x/menit
3.      Sekresi lendir mulut dapat menyebabkan bayi batuk dan muntah terutama selama 12-18 jam pertama
4.      Bayi baru lahir lazimnya bernapas melalui hidung. Respon reflek terhadap obstruksi nasal, membuka mulut untuk mempertahankan jalan napas, tidak ada pada sebagian besar bayi sampai 3 minggu setelah kelahiran.

D. Adaptasi Kardiovaskular
1.      Berbagai perubahan anatomi berlangsung ssetelah kelahiran beberapa perubahan terjadi dengan cepat dan sebagian lagi terjadi seiring dengan waktu.
2.      Sirkulasi perifer lambat, yang menyebabkan akrosianosis (sianosis pada tangan, kaki dan sekitar mulut.
3.      Denyut nadi 120-160 menit saat bangun dan 100x/menit saat tidur
4.      Rata-rata tekanan darah adalah 80/46 mmHg dan bervariasi sesuai dengan ukuran dan tingkat aktivitas bayi.
5.      Nilai hematologi normal pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut.

Table 2.1
Parameter
Kisaran Normal
Hemoglobin (Hb)
15-20 g/dl
Sel darah merah (eritrosit)
5,0-7,5 juta/mm3
Hematokrit (Ht)
43-61 %
Sel darah putih (leukosit)
10.000-30.000/mm3
Neutrofil
40-80 %
Eosinofil
2-3 %
Limfosit
3-10 %
Monosit
6-10 %
Sel darah putih yang imatur
3-10 %
Trombosit
100.000-280.000/mm3
Retikulosit
3-6 %
Volume darah
Pengkleman tali pusat dini : 78 ml/kg
Pengkleman tali pusat lambat : 98,6 ml/kg
Hari ketiga setelah pengkleman tali pusat dini 82,3 ml/kg
Hari ketiga setelah pengkleman tali pusat lambat 92,6 ml/kg

E. Perubahan Termoregulasi dan metabolik
1.      Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah kelahiran karena lingkungan eksternal lebih dingin dari pada lingkungan di uterus
2.      Suplai lemak subcutan yang terbatas pada area permukaan kulit yang besar dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi mudah mengantarkan panas pada lingkungan
3.      Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi.
Trauma dingin atau cold stress ato hipotermia pada bayi baru lahir dalam hubungannya dengan asidosis metabolik dapat bersifat mematikan bahkan pada bayi cukup bulan yang sehat.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »