KUNJUNGI JUGA ARTKEL MENARIK LAINNYA:
asuhan keperawatan pada klien hipoparatiroid dan hiperparatiroid 2016
Ø Judul
“Hubungan Status Gizi dengan
Status Imunitas Anak Balita di RW VII Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota
Surakarta”.
Ø
Kata Kunci: Status
Nutrisi, Status Imunitas dan Anak Usia dibawah 5 tahun.
Ø
Pengertian
ü
Anak usia dibawah 5 tahun
merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi, sehingga
membutuhkan perhatian dan pemantauan secara khuhus terhadap status kesehatan
dan status gizinya.
ü
Pada periode 5 tahun
pertama merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan baik fisik
maupun kecerdasan.(Survei Sosial Ekonomi Nasional,2005).
Ø
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi hubungan status gizi dengan
status imunitas anak balita di RW VII
Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
Ø
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan
kuisioner standar dapat
dilakukan untuk penapisan multivarian apnea prediction dan ephworth sleepiness
scale ,
khususnya menggunakan variabel pemerikasaan polisomnografi (Electroencepalogram,
Elektromyogram, Elektrooculogram, Elektrokardiogram, saturasi oksigen,) dengan
dewasa muda berusia < 65 tahun dengan nilai AHI (apneu Hypopnea Index)= 5,
yang dilakukan pada 3542
responden. Hasilnya bahwa
OSA memiliki risiko fibrilasi atrium lebih besar daripada orang tanpa OSA.
Ø Pembahasan
Hasil
uji yang menunjukkan adanya pengaruh
bermakna terhadap Obtruktif
Sleep Apneu dengan penyakit kardiovaskular. Faktor yang dapat
mempengaruhi diantaranya
faktor intrinsik seperti Berat
badan, usia dan genetik. Faktor ekstrinsiknya adalah alcohol, nikotin dan zat
sedatif. Pasien dengan penyakit kardiovaskular memiliki prevalens OSA yang
tinggi.
Hipertensi = 50%
Fibrilasi atrium yang
membutuhkan tindakan kardioversi = 50%
Fibrilasi atrium = 33%
Jantung koroner = 33%
Stroke akut = 50%
Gagal jantung dan disfungsi
sistolik = 30 – 40 %
Suatu studi berbasis
populasi memperkirakan 1 dari 5 orang dewasa muda dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 25 – 28 Kg/m2 di
Negara barat memiliki OSA dan 1 dari 20 orang memiliki gejala OSA. Karena Jumlah
responden yang banyak dan
dalam kurun waktu 5 tahun terlihat adanya Hubungan antara penyakit kardiovaskular dengan OSA
yang signifikan.
Ø Teori-teori
yang mendukung :
ü
Kurangnya asupan zat gizi
akibat nafsu makan yang turun dan adanya penyakit secara langsung mempengaruhi
status gizi anak balita. (Supariasa dkk., 2001).
ü
Restriksi energy akan
menurunkan sitokin dan meningkatkan respon proliferasi sel T sedangkan
defisiensi protein akan menurunkan sirkulasi IgG.(Chandra, 1997).
ü
Ø Kesimpulan
Prinsip utama OSA adalah obstruksi dan kolaps saluran
napas atas yang terjadi bervariasi siklik dan menimbulkan desaturasi selama
tidur. OSA menjadi Faktor risiko penyakit kardiovaskular (hipertensi, gagal
jantung, sindrom metabolic, sindrom koroner akut, aritmia, stroke, SCD).
Melalui mekanisme mekanik, hemodinamik, neurohormonal, inflamasi. Diagnosis
pasti OSA dengan polisomnografi, kuisioner standar dilakukan untuk penapisan.
Penatalaksanaan utama OSA dengan Continous Positive Airways Preassure (CPAP)
terbukti memperbaiki parameter kardiovaskular.
Ø Implikasi
Keperawatan
Hasil
penelitian ini merekomendasikan bahwa
memberikan edukasi kepada klien tentang begitu pentingnya tidur terhadap
kesehatan klien.
·
Perawat
mengetahui gejala khasnya seperti pada pagi hari terdapat keluhan sakit kepala,
lelah saat bangun tidur, mulut kering dan sakit tenggorokan.
·
Pada
saat pemeriksaan fisik dapat ditemukan normal namun lingkar leher > 17 inchi
lebih spesifik dibandingkan IMT.
·
Diagnosis
yang dapat diambil yaitu
1.
Obesitas
2.
Ukuran
leher
3.
Hipertofi
adenoid atau tonsil
4.
Palatum
mole yang rendah
5.
Orofaring
yang sempit
6.
Besar
uvula
7.
Lidah
·
Insiden
yang terjadi biasanya laki – laki lebih berisiko disbanding perempuan.
(Kryger MH.2005)
·
Penatalaksanaannya
harus tepat dan memerlukan diagnosis yang akurat terhadap derajat dan penyebab.
·
Terapi
yang efektif dan efisien terhadap klien yang mengalami OSA yaitu bdenagn terapi
CPAP