asuhan keperawatan pada klien acne vulgaris


BAB I
PENDAHULUAN
asuhan keperawatan pada klien acne vulgaris


Kunjungi Juga Artikel Menarik Lainnya : 

asuhan keperawatan infeksi bakteri dan virus pada sistem intergumen



A.    Latar Belakang
Salah satu penyakit kulit yang selalu ngetren bagi para remaja dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya acne. Penyakit ini tidak fatal, tetapi cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah penderita. Dalam dunia medis, jerawat dikenal sebagai acne vulgaris. Merupakan peradangan kronis dari folikel pilocebaceous (salah satu kelenjar pada kulit), disertai penyumbatan dan penimbunan keratin, ditandai dengan adanya komedo, pustula, nodula, dankista.Daerah yang terkena bukan hanya wajah, namun juga bahu, dada, punggung, dan lengan bagian atas.
Jerawat adalah istilah awam untuk acne vulgaris, yang biasa terjadi pada usia remaja ketika terjadi perubahan hormon sehingga menghasilkan lebih banyak minyak. Beberapa orang yang mengalami kasus yang berat mungkin merasa sangat tertekan dan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. Sayang sekali, sampai saat ini belum ada cara penyembuh yang tuntas, meskipun ada beberapa cara yang sangat menolong. Maka dari itu makalah ini dibuat agar masyarakat lingkungan sekitar tahu tentang penyakit acne vulgaris dan bagaimana asuhan keperawatan pada klien acne vulgaris.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul rumusan masalah sebagai berikut :
1.         Apa yang dimaksud dengan Acne Vulgaris ?
2.         Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kulit ?
3.         Apa saja faktor pencetus Acne Vulgaris?
4.         Bagaimana manifestasi klinis klien Acne vulgaris?
5.         Apa saja klasifikasi Acne vulgaris?
6.         Bagaimana patofisiologi Acne vulgaris?
7.         Apa saja pemeriksaan diagnostic yang sering dilakukan pada Acne vulgaris?
8.         Bagaimana penatalaksanaan Acne vulgaris?
9.         Bagaimana pencegahan pada Acne vulgaris?
10.     Bagaimana prognosis Acne vulgaris?
11.     Apa komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan Acnes Vulgaris ?
12.     Bagaimana asuhan keperawatan pada Klien Acne vulgaris?

C.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian Acne Vulgaris.
2.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari kulit
3.      Untuk mengetahui faktor pencetus Acne Vulgaris.
4.      Untuk mengetahui manifestasi klinis klien Acne vulgaris.
5.      Untuk mengetahui klasifikasi Acne vulgaris.
6.      Untuk mengetahui patofisiologi Acne vulgaris.
7.      Untuk mengetahui penatalaksanaan Acne vulgaris.
8.      Untuk mengetahui tes diagnostik yang sering dilakukan pada acne vulgaris.
9.      Untuk mengetahui pencegahan pada Acne vulgaris.
10.  Untuk mengetahui prognosis Acne vulgaris.
11.   Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan Acne Vulgaris
12.  Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Klien Acne vulgaris



















BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Pengertian
Acne vulgaris (jerawat) merupakna kelainan folikuler umum yang mengenai folikel pilossebasea (volikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan didaerah muka, leher, serta badan di bagian atas.Acne ditandai dengan komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka (backhead), papula, pustula, nodul dan kista (Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen, 2010).
Acne vulgaris atau disebut juga common acne adalah penyakit radang menahun dari apparatus pilosesasea,lesi paling sering dijumpai pada wajah, dada dan punggung. (Dorland, 2002)
Acne vulgaris merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea(folkel rambut ) yang rentang dan paling sering ditemukan
didaerah muka, leher serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup (whitehead) dan komedo terbuka (black head), papula, pistula, nodul dan kista ( Brunner& Suddarth, 2001).
Jadi acne vulgaris adalah kelainan folikel umum yang ditemukan pada muka,leher,badan bagiam atas yang ditandai dengan komedo tertutup dan komedo terbuka

B.     Anatomi Fisiologi
1.      1.jpgPengertian kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit  bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. 

2.      Lapisan kulit
a.       Epidermis
a)      Stratum korneum
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak berinti, inti selnya sudah mati, dan megandung zat keratin.
b)      Stratum lusidum.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.
c)      Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengahdan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin.Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahn kimia masuk ke dalam tubuh.
d)     Stratum spinosum/stratum akantosum
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan.
e)      Stratum Basal/Germinativum
Stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.Di dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna.
f)       Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, Dermis terdiri dari 2 lapisan:
1.      Bagian atas, Pars Papilaris (stratum papilar).
2.      Bagian bawah, Retikularis (stratum retikularis).
g)      Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis.Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin.Lapisan lemak ini di sebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).

3.    Kelenjar sebasea
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel rambut.Kelenjar yang tidak berhubungan dengan folikel rambut bermuara langsung ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata.Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama terjadi selama pubertas di bawah control hormone, sekresi sebum terjadi terus menerus dan bermanfaat  untuk pemeliharaan kesehatan kulit.

4.      Fungsi Kulit
a.    Fungsi Proteksi
Kulit menjaga tubuh dari gangguan fisik, kimia, suhu, sinar ultraviolet dan mikro organisme. Proteksi terhadap gangguan fisik danmekanis dilaksanakan oleh stratum korneum pada telapak tangan dankaki dan proses keratinisasi berperan sebagai barier mekanis.
b.   Fungsi Ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat dan sisa metabolisme seperti NaCl, urea, asam urat, amonia.Kelenjar sebasea menghasilkan sebumyang berguna untuk menekan evaporasi air yang berlebihan.
c.    Fungsi Absorbsi
Fungsiabsorbsi dimungkinkan dengan adanya permeabilitaskulit.Absorbsi berlangsung melalui celah antar sel, menembusepidermis atau melalui muara saluran kelenjar.

B.  Etiologi
Penyebab terjadinya acne belum di ketahui secara pasti. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya acne :
1.         Faktor genetik
Acne vulgaris merupakan penyakit genetik akibat adanya peningkataan kepekaan unit pilosebasea terhadap kadar andogren yang normal.
2.      Faktor bakteria
Bakteri yang dapat menyebabkan acne vulgaris diantaranya propionibacteria, staphylococci koagulase negatif, dan jamur Malassezia. Tetapi yang paling sering ditemukan yaitu karena bakteri propionibacteria.


3.      Hormon
Peningkatan hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH mungkin menjadi faktor penting dalam kegiatan sebasea.Kelenjar sebasea sangat sensitif dengan hormon androgen yang menyebabkan kelenjar sebasea bertambah besar dan produksi sebum meningkat. Hormon progesteron dalam jumlah fisiologik tidak mempunyai evektivitas terhadap aktivitas kelenjar sebasea akan tetapi terkadang progesteron dapat menyebabkan akne sebelum menstruasi.
4.      Diet
Makanan yang dapat menimbulkan akne adalah makanan yang mengandung tinggi lemak. Pola makan yang tinggi lemak dan tinggi glukosa dapat meningkatkan konsentrasi insulin-like growth factor yang dapat merangsang produksi hormon androgen yang meningkatkan produksi jerawat.
5.      Psikis
Stress dapat menyebabkan sekresi ACTH yang akan meningkatkan produksi androgen. Naiknya hormon androgen inilah yang menyebabkan kelenjar sebasea bertambah besar dan produksi sebum meningkat.

C.     Manifestasi klinis akne vulgaris
Akne vulgaris ditandai dengan empat tipe lesi : komedo terbuka, komedo tertutup, papula, pustule dan lesi nodulokistik. Satu atau lebih tipe mendominasi bentuk yang paling ringan dan sering di jumpai pada remaja awal, lesi terbatas pada bagian tengah wajah.Lesi dapan mengenai dada, punggung atas dan deltoid.Lesi yang terdapat pada kening terutama pada komedo tertutup sering disebabkan oleh penggunaan sediaan minyak rambut.
Akne dapat disertai dengan rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetika.Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul milar yang tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwana hitam mengandung unsur melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka, bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut komedo putih atau komedo tertutup. (wasitaatmadja,2007).




E. Klasifikasi
1.  Menurut derajat
Acne ringan
Komedo < 2, atau lesi inflamasi<15, atau total lesi <30
Acne sedang
Komedo 100-200 atau lesi inflamasi 15-50 atau total lesi 30-125
Acne berat
Kista > 5 atau komedo >100,atau lesi inflamasi > 50 atau total







(Askep Gangguan system Integumen, 2010)

2.      Klasifikasi oleh Plewig dan Kligman, yang mengelompokkan acne
vulgaris menjadi : 
1)  Acne komedonal
a. Grade 1 : Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah
b. Grade 2 : 10-25 komedo pada tiap sisi wajah
c. Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap sisi wajah
d. Grade 4 : Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah
2) Acne papulopustul
a. Grade 1 : Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah
b. Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi wajah
c. Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi wajah
d. Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah

3.      Acne konglobata
Klasifikasi ASEAN grading Lehmann 2003 yang mengelompokkan acne
menjadi tiga kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat sebagai berikut:
Derajat Komedo Papul / pustul Nodul
Derajat
Komedo
Papul/pustul
Nodul
Ringan
<20
<15
Tidak ada
Sedang
20-100
15-50
<5
Berat
>100
>50
>5





F. Patofisiologi
Kelenjar sebasea berada dibawah kendali endokrin khususnya hormon-hormon androgen. Dalam usia pubertas hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta mensekresi suatu minyak alami yaitu sebum yang merembes naik hingga puncak filokel rambut dan mengalir keluar dari  permukaan kulit. Pada remaja yang berjerawat, stimulasi androgenik akan meningkatkan daya responsif kelenjar sebasea hingga akne terjadi ketika duktus polisebasea tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan yang terbentuk ini akan membentuk komedo. Maka dari itu faktor-faktor predisposisi seperti hormone, diet dll dapat mempengaruhi tercetusnya acne vulgaris karena merangsang keluarnya sebum atau meningkatnya kelenjar sebasea.
Pada saat pubertas, jumlah P. acnes pada wajah dan pipi penderita acne meningkat drastis, dan saat dewasa akan menunjukkan jumlah yang konstan. Penelitian tentang DNA P.acnes yang dilakukan oleh Miura dkk., menemukan bahwa pada penderita acne berusia 10-14 tahun didapatkan jumlah P.acnes di hidung dan dahi yang lebih tinggi secara signifikan daripada non acne.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama ini, diduga P. acnes berperan secara tidak langsung dalam patogenesis acne dengan merangsang komedo dan menghasilkan substansi–substansi yang menyebabkan terjadinya ruptur komedo, sehingga memulai respon inflamasi.

G. Penatalaksanaan
Pengobatan akne vulgaris dapat dilakukan dengan cara memberikan obat topical .sistemik, dan pembedahan.
1.   Pengobatan topical
Untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi yang terdiri atas :
a.       Bahan iritan yang dapat mengelupas, misalnya sulfur, peroksida bensoil, asam salisilat, asam vitamin A, asam aseleat , asam alfa hidroksi (AHA), misalnya asam glikolat.
b.      Antibiotika topical yang dapat mengurangi mikroba dalam folikel yang berperan dalam etiopatogenesis akne vulgaris misalnya, tetrasiklin , eritromisin dan lain-lain.
c.       Anti peradangan topical, salap atau krim kortokosteroid kekuatan ringan atau sedang atau suntikan intra lasi kortikosteroid kuat pada lesi nodulokistik.
2.   Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktifitas jasad renik disamping juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebun dan keseimbangan hormonal, yang terdiri dari :
a.    Anti bakteri sistemik, tetrasiklin , eritromisi, doksiklin dan trimetropin.
b.   Estrogen antiandrogen sipriteron asetat.
c.    Vitamin A dan retinoid oral
1)   Bedah kulit
Tindakan bedah kulit kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris yang berat.Tindakan ini dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh.
a.        Bedah skapel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol
b.       Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran sebum.
c.       Bedah kimia dengan asan triklor asetat untuk meratakan jaringan parut yang  berbenjol.
d.      Dermabrasi untuk meratakan jaringan parit yang hipo dan hipertrofi pasca akne yang lias.
2)    pembersihan muka sedikitnya 3 kali sehari
3)      pilih kosmetika yang bersifat non komedogenikatau oil free
4)      diet seimbang
5)      Pengobatan Akne vulgaris untuk jaringan parut :
Ø  dermabrasi, eksisi jaringan parut
Ø  hipertropik atau atropik, laser CO2,
Ø  chemical peeling dengan asam triklor
Ø  asetat
6)      pengobatan topikal untuk akne komedonal :
Ø  sulfur, asam salisilat, resorsinol (akne krim/lotion)
Ø  asam retinoat/ tretinoin 0,025% - 0,1% (hanya untukmalam hari)
Ø  asam azeleat 15-20%
Ø  AHA : glycolic acid 3-8%

H.    Pemeriksaan Diagnostik
1.      Kultur lesi kulit untuk me-rule out gram-negative folliculitis
2.      Mengukur kadar hormon terurama LH dan FSH

I.       Pencegahan
1.      Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan isi sebum dengan cara
a.    Diet rendah lemak dan karbohidrat.
b.   Melakukan perawatan kulit utnuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran dan jasad renik yang mempunyai peran menimbulkan acne vulgaris.
2.      Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya acne, misalnya :
a.    Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh, hindari stress.
b.   Penggunaan kosmetik secukupnya, baik banyak maupun lamanya.
c.    Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya pedas, alcohol, lingkungan hidup yang tidak sehat.
d.   Menghindari polusi debu, pemencetan lesi.
3.      Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab penyakit, pencegahan dan cara maupun lama pengobatan serta prognosisnya. Hal ini penting agar penderita tidak underestimate atau overestimateterhadap usaha penatalaksanaan yang dilakukan yang akan membuat putus asa atau kecewa.

J.      Komplikasi
1.   Pembentukan jaringan parut pada kulit secara permanen
2.   Depigmentasi

K.    Prognosis
Umumnya prognosis penyakit baik. Acne vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai usia 30-40 tahun. Jarang terjadi Acne vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat hingga perlu dirawat inap dirumah sakit.




BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ACNE VULGARIS
A.    Pengkajian
Merupakan tahap awal dari pendekatan proses keperawatan dan dilakukan secara sistematika mencakup askep bio, psiko, sosio dan spiritual. Langkah awal dari pengkajian ini adalah pengumpulan data yang diperoleh dari hasil wawancara ddengan klien dan keluarga, observasi pemeriksaan fisik, konsultasi dengan anggota tim kesehatan lainnya dan meninjau kembali catatan medis atau catatan keperawatan. Pengkajian dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Pengkajian secara umum pada klien dengan acne vugaris dapat menanyakan :
a.    Apakah klien menggunakan obat-obatan kimia atau herbal?
b.   Apakah klien rutin mengkonsumsi makanan yang berlemak?
c.    Apakah klien sering berkeringat ?atau sering memakai baju yang teksturnya kasar saat bergesekan dengan kulit?
d.   Apakah klien pernah memencet komedo dengan kuku?
e.    Apakah klien menggunakan produk kosmestik tertentu?
f.    Apakah klien rajin olahraga?
g.   Apakah klien alergi terhadap sesuatu ?
Sedangkan pengkajian lebih dalam dapat menggunakan format sebagai berikut :
a.       Identitas klien
Ø Nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnose dan lain-lain.
b.      Status kesehatan
1)      Status kesehatan saat ni :
Dilihat apakah acne yang terjadi pada pasien menyebar di seluruh permukaan wajah atau di daerah yang lain juga. Selain itu kaji tekstur, kelembaban lesi, perubahan warna, mobilitas, suhu, turgor, edema, serta lihat kebersihannya.
2)      Status kesehatan masa lalu
Ø  Apakah klien pernah berjerawat sebelumnya, dan tanyakan pula jerawat apa yang dulu perna dialami.
Ø  Kebiasaan
c.       Penyakit keluarga
d.      pemeriksaan fisik
1)      Keadaan umum
2)      Kesadaran
3)      Pemeriksaan fisik
Ø Tanda-tanda vital
Ø Inspeksi : Lihat kondisi kulit,
a.    Kaji ukuran dan karakteristik benjolan,
b.   kaji adanya tanda-tanda infeksi bakteri ( seperti pembentukan pus),
c.    Kaji adanya komedo, papula, pustula, dan nodul.
d.   Kaji adanya lesi
Ø Palpasi : meregangkan kulit dengan hati-hati dan kemudian mengkaji lesi yang ada.
4)      Pemeriksaan labolatorium

B.     Diagnosa keperawatan
a.       Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya faktor mekanik.
b.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit ( Acne Vulgaris) ditandai dengan mengungkapkan malu terhadap keadaannya.
c.       Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tubuh tidak adekuat.
d.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan perilaku klien saat menjelaskan pengalaman masalah sebelumnya (Acne vulgaris).



C.     Rencana Asuhan Keperawatan

No
Diagnosa
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
Rasional
1
Keruskaan integritas kulit berhubungan dengan adanya faktor mekanik.

Setelah diberikan perawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan integritas kulit klien kembali normal, dengan kriteria :
·         Suhu kulit normal
·         Jaringan parut tidak ada
·         Integritas kulit normal
·         Lesi kulit tidak ada
·         Eritema tidak ada
·         Periksa kulit dan membrane mukosa terkait adanya kemerahan, hangat, edema.
·         Beri antibiotic topical pada area yang terkena.
·         Beri antiinflamasi topical pada area yang terkena.
·         Memeriksa kulit setiap hari untuk yang beresiko mengalami kerusakan
·         Catat derajat kerusakan.
·         Catat perubahan kondisi kulit dan membrane mukosa.
·         Untuk mengetahui adanya gangguan pada membrane mukosa
·         Untuk membunuh bakteri pathogen di area yang terkena.
·         Untuk mengurangi pembengkakan
·         Untuk mengetahui perubahan pada kulit.

·         Untuk mengetahui tingkat keparahan kerusakan integirtas kulit.


·         Mendokumentasikan kondisi kulit dan membrane mukosa.
2
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit ( Acne Vulgaris) ditandai dengan mengungkapkan malu terhadap keadaannya.

Setelah diberikan perawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan gangguan citra tubuh klien teratasi dengan kriteria hasil :

·         Mampu beradaptasi dengan keterbatasan fungsional
·         Puas dengan penampilan tubuh.
·         Mampu menyesuaikan dengan perubahan fungsi tubuh.
·         Menerima keterbatasan diri

·         Tentukan harapan citra tubuh klien berdasakna tingkat perkembangan.
·         Monitor frekuensi kalimat yang mengkritik diri sendiri.
·         Fasilitasi hubungan klien dengan individu yang mengalami perubahan citra tubuh yang serupa.

·         Anjurkan klien untuk menilai kekuatan pribadinya.
·         Anjurkan klien untuk mengevaluasi kebiasaannya
·         Bantuk klien untuk menerima perubahan baru tersebut.
·         Monitor tingkat harga diri klien dari waktu ke waktu dengan tepat.
·         Menentukan citra tubuh yang ingin dicapai sesuai dengan perkembangan klien.
·         Untuk mengetahui tingkat gangguan citra tubuh klien.

·         Memfasilitasi klien untuk dapat bersosialisasi dengan klien sebagai kegiatan untuk meningkatkan kepercayaan diri klien.


·         Untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri klien terhadap dirinya sendiri.
·         untuk mengetahui kebiasaan klien yang mempengaruhi citra tubuh.
·         Membantu klien menerima perubahan kondisinya.

·         Mengetahui perubahan pada citra tubuh klien.

3
Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tubuh tidak adekuat.

Setelah diberikan perawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan klien dapat :
·         Mengethaui faktor resiko
·         Monitor faktor resiko dari lingkungan
·         Monitor faktor resiko dari kebiasan klien
·         Integgritas kulit membaik dan luka pada kulit klien berkurang.
·         Membersihkan lingkungan setelah digunakan klien.
·         Ajarkan cara cuci tangan untuk perawatan kesehatan pribadi.
·         Instruksikan klien pentingnya teknik mencuci tangan yang bersih.
·         Gunakan sabun antibakteri untuk mencuci tangan,  jika diperlukan.
·         Edukasi pemasukan nutrisi yang dianjurkan.

·         Motivasi untuk istirahat.
·         Mengurangi faktor pencetus infeksi.
·         Mengontrol dan mengurangi faktor pencetus infeksi.


·         Agar cuci tangan yang dilakukan efektif untuk membersihkan tangan.

·         Antiseptic untuk membunuh bakteri.


·         Untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk tetap sehat.
·         Menjaga daya tahan tubuh untuk tetap sehat.
4
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan perilaku klien saat menjelaskan pengalaman masalah sebelumnya (Acne vulgaris).

Setelah diberikan perawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan klien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang pentakitnya. Dengan kriteria hasil :
·         Klien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kemmbali bila ditanya.
·         Klien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.
·         Klien mengetahui rekomendasi diet.
·         Klien mengetahui minuman yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam dietnya.
·         Kaji tingkat pegetahuan klien/ keluarga tentang penyakit acne vulgaris.



·         Kaji latar belakang pendidikan klien.



·         Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan pada klien dengan Bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti
·         Jelaskan prosedur yang dilakukan, manfaatnya bagi klien dan libatkan klien didalamnya.


·         Gunakan gambar-gambar dalam memberik penjelasan.

·         Pastikan pilihan makanan klien.



·         Sesuaikan asupan kebutuhan kalori untuk tipe tubuh dan gayahidup.
·         Untuk memberikan informasi pda klien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui klein/keluarga.
·         Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti sesuai pendidikan klien.
·         Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidakmenimbulkan kesalahpahaman.

·         Dengan penjelasan dan ikut secara langsung dalam tindakan yang dilakukan, klien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.
·         Gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan.
·         Dengan menyesuaikan keinginan klien maka klien akan lebih tertarik makan. Dan tetap dapat dikontrol.
·         Agar klien dapat merubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat dan berguna dalam mengontrol pentakitnya.


D.    Evaluasi
Subyektif              : Respon klien
Objektif                 : Data objektif yang dapat diamati.
Assessment           : masalah teratasi atau tidak
Planing                  : melanjutkan intervensi jika diperlukan




























BAB IV
PENUTUPAN

A.    Kesimpulan
Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang paling sering ditemukan pada remaja dan usia muda diantara usia 12 dan 35 tahun karena pada umur tersebut merupakan masa puncak pertumbuhan dan fungsi kelenjar endokrine tertentu yang mempengaruhi sekresi kelenjar subasea mencapai aktivitas puncaknya.Penyebab lainnya disebabkan oleh makanan,stres,diet,dan kosmetik tanda dan gejalanya ditandai oleh munculnya papula,nodul.Acne dapat dibedakan berdasarkan gradiasinya dan pengobatannya dapat dilakukan secara medik

B.     Saran
Diperlukan gaya hidup yang sehat serta menjaga kebersihan untuk mencegah terjadinya acne dan penyebaran acne yang lebih luas. Misalkan dengan rajin mencuci wajah 2-3x/hari dan menghindari makan berlemak yang membuat munculnya acne vulgaris yang dapat menggangu citra tubuh seseorang,dan jangan menggunakan obat atau kosmetik sembarangan karena wajah memiliki kulit yang sensitive.
















DAFTAR PUSTAKA

Dorland,W A Newman.2002.Kamus Kedokteran Dorlan Ed 29.Jakarta :EGC
Muttaqin,Arif & Sari kumula.2012.Asuhan Keperawatan Sistem Integumen.Jakarta : Salemba Medika
Hudak,carolyn M.1996.Keperawatan kritis: Pendekatan Holistik.Jakarta : EGC
Smeltzer,S C & Bare, B G. Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah, Ed: 8 Vol 3.Jakarta :EGC
Sylvia A.Price, dkk. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit.Jakarta: EGC
Wilkinson,Judith M.2011.Buku Saku DiagnosaKeperawatan : Diagnosa NANDA,intervensi NIC,kriteria hasil NOC.Jakarta :EGC


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »