KONJUNGSI (Kata Penghubung) : Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Contoh Konjungsi

hallo sobat semua kali ini saya admin anggi setiawan dan Rekan perjuangan akan membagikan ilmu Perkuliahan dan Materi SD,SMP dan SMA yang admin pernah pelajari dalam perjalanan hidup admin. semua akan terangkum secara singkat dan menarik.semoga terbantu.

Minna kali ini saya akan memberikan materi tentang konjungsi. Materi konjungsi ini meliputi pengertian, macam-macam, fungsi, jenis-jenis, dan contoh konjungsi singkat. Konjungsi atau disebut juga dengan kata penghubung ini ada 3 jenis, yaitu koordinatif, subordinatif, dan korelatif.

KONJUNGSI (Kata Penghubung) : Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Contoh Konjungsi




KONJUNGSI


Pengertian Konjungsi

Konjungsi atau kata penghubung merupakan  kata  yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antar paragraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, 
sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat. 

Macam-Macam Konjungsi

ada 3 macam konjungsi antara lain,antarklausa, antarkalimat, dan antar paragraf. Untuk lebih jelasnya mari simk pembahasan berikut ini.

1. KONJUNGSI ANTAR KLAUSA
Konjungsi antar klausa ada 3 macam yaitu:

a. Konjungsi Koordinatif

Konjugsi Koordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang mempunyai status sederajat. Contoh konjungsi koordinatif yakni : dan, tetapi, atau, sedangkan, melainkan, padahal, lalu, kemudian.

Contoh : 
# Atau
# Dan
# Tetapi

b. Konjungsi Subordinatif

Konjugsi Subordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih dengan status yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, biar, seperti, setelah, jika, andai, kalau, supaya, bagai, ibarat, sehingga, karena.

Contoh:
# Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala  (menyatakan syarat).
# Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (menyatakan pemiripan).
# Sebab, karena, oleh karena (menyatakan sebab).
# Biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun (menyatakan konsesif)
# Hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) (menyatakan akibat).
# Bahwa (menyatakan penjelasan).

C. Konjungsi Korelatif

Kalimat konjungsi korelatif adalah kalimat yang terdiri dari dua buah atau lebih unsur kalimat yang dihubungkan oleh konjungsi korelatif. Biasanya kalimat konjungsi korelatif disebut juga dengan kalimat majemuk setara.

Contoh pembentukan kalimat konjungsi korelatif :

Klausa 1 = Ayahku adalah seorang PNS
Klausa 2 = Ayahku juga seorang pengusaha beras

Klausa 1 dan 2 jika digabung menjadi satu memerlukan konjungsi korelatif yang sifatnya menambahkan informasi, yaitu tidak hanya … tetapi juga. Maka kalimat konjungsi korelatifnya adalah

Ayahku tidak hanya seorang PNS tetapi juga seorang pengusaha beras.

Contoh – contoh kalimat konjungsi korelatif:

tidak hanya …, tetapi juga
Agung tidak hanya mengambil uangku saja, tetapi juga mengambil uang Budi.
Aku tidak hanya mendapat ucapan selamat, tetapi juga mendapatkan kado ulang tahun dari teman – teman.
Mobil itu tidak hanya mahal harganya, tetapi juga sangat boros bahan bakar.
Tidak hanya gelap, tetapi juga pasar itu sangat sepi di malam hari.
Tidak hanya bagus, tetapi sekolahku juga merupakan sekolah yang bersih.

baik … maupun
Baik Ani maupun Dian keduanya merupakan gadis yang sangat pintar.
Aku tetap tidak mau pergi baik diajak oleh ayah maupun oleh ibu.
Aku tidak menyangka bahwa baik Agung maupun Doni menjadi korban pembegalan.
Tumbuhan kopi itu tumbuh subur baik ditanam di Indonesia maupun di Brazil.
Baik ayah maupun ibu, keduanya sangat sayang kepadaku.

2. Konjungsi Antarkalimat dan Intrakalimat serta Contohnya

A. Menggunakan Konjungsi Antarkalimat 
Konjungsi antarkalimat menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai kalimat baru. Berikut ini contoh konjungsi antarkalimat beserta fungsinya dalam kalimat (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia,1998:300-302).

Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya, seperti: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu.
"Contoh: Kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun begitu kami tetap menghargainya"
Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya, seperti: sesudah itu, setelah itu,dan selanjutnya.

"Contoh: Kami akan memulai perjalanan ini dengan berjalan kaki, Sesudah itu, kami akan beristirahat di rumah penduduk"
Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, seperti: tambahan pula, lagi pula,dan selain itu. juga ramai berkicau.

"Contoh: Kami menyambut pagi ini clengan sukacita. Tambahan pula, burung-burung"
Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, seperti sebaliknya.

"Contoh: Kita jangan terus menebang pohon-pohon di hutan ini. Sebaliknya, kita harus menanam pohon baru"
Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, seperti sesungguhnya dan bahwasanya.

"Contoh: Kita dilanda banjir besar tahun ini. Sesungguhnya, bencana ini telah kita ramalkan tahun kemarin"
Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, seperti malahan dan bahkan.

"Contoh: Rumah-rumah di Kalimatan kebanyakan didirikan di tepi sungai. Bahkan, ada kampung di tengah laut yang dangkal"
Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, seperti namun, akan tetapi.

"Contoh: Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita tetap harus waspada"
Konjungsi yang menyatakan konsekuensi, seperti dengan demikian.

"Contoh: Kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian, kamu pun harus menanggung semua risikonya"

 3. Kata Penghubung Antar paragraf

Sebuah paragraf lazimnya disusun oleh kalimat-kalimat yang satu sama lain berhubungan sehingga membentuk kesatuan yang bersifat kohesif dan koheren.[5] Kalimat-kalimat itu dipertalikan dengan berbagai piranti yang cukup banyak (tidak kurang dari 15) jenisnya.[6] Salah satu alat pemadu kalimat-kalimat pembangun paragraf itu adalah penghubung antarkalimat atau lazim juga disebut ungkapan penghubung. Dalam kaitannya dengan perangkaian dengan penghubung antarkalimat, kata di mana yang merupakan penerjemahan langsung dari bahasa Inggris where juga menampakkan pengaruhnya.

Kata penghubung yang menghubungkan paragraf sebelumnya dengan paragraf berikutnya. Kata penghubung ini ditandai oleh kata (a) adapun, mengenai serta (b) alkisah, konon.
Kelompok kata penghubung (a) sering digunakan di dalam bahasa Indonesia. Kelompok kata (b) umumnya terdapat pada naskah karya sastra lama.

Berikut adalah contoh-contoh konjungsi yang lazim digunakan dalam hubungan antarparagraf.
a.    Konjungsi yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. Misalnya begitu pula, demikian juga, tambahan lagi, di samping itu, kedua, dan akhirnya.
b.    Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. Misalnya: bagaimanapun juga, sebaliknya, dan namun.
c.    Konjungsi yang menyatakan perbandingan. Misalnya: sebagaimana dan sama halnya.
d.    Konjungsi yang menyatakan akibat atau hasil. Misalnya: oleh karena itu, jadi, dan akibatnya.
e.    Konjungsi yang menyatakan tujuan. Misalnya: untuk maksud itu, untuk mencapai hal itu, dan untuk itulah.
f.    Konjungsi yang menyatakan intensifikasi. Misalnya: ringkasnya, secara singkat, dan pada intinya.
g.    Konjungsi yang menyatakan waktu. Misalnya: sementara itu, dan kemudian.

Macam-macam kata penghubung berdasarkan fungsinya:
1)    Kata penghubung aditif (gabungan).
Kata penghubung koordinatif yang menghubungkan satuan kebahasaan yang sejajar, atau sederajat. Contohnya kata: dan, lagi, lagipula, serta.

2)   Kata penhubung pertentangan.
Kata penghubung koordinatif antar kalimat yang sederajat, namun mempertentangkan kehua bagian tersebut. Dengan kalimat kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama. Contohnya kata: tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.

3)   Kata penghubung disjungtif (pilihan)
Kata penghubung koordinatif yang menggabungkan unsur sederajat dengan salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh kata: atau, atau …atau.., maupun, baik…baik, dan entah…entah.

4)   Kata penghubung temporal (waktu)
Kata penghubung yang menjelaskan hubungan  waktu antara dua hal dan peristiwa. Kata-kata konjungsi itu ada yang menhubungkan hal-hal yang setara contohnya kata: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, semantara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala. Sementara konjungsi yang menggambarkan hubungan yang bertingkat adalah kata: sebelumnya dan sesudahnya.

5)   Kata penghubung final (tujuan)
Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan. Contoh kata yang dipakai: supaya, untuk, agar, dan guna.

6)   Kata penhubung sebab (kausal)
Menjelaskan bahwwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu, contoh kata yang digunakan: sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu.

7)   Kata penghubung akibat (konsekutif)
Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

8)   Kata penghubung syarat (kondisional)
Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.

9)   Kata penghubung tak bersyarat
Kata penghubung yang menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa syarat-syarat yang harus dipenuhi. Contoh kata:walaupun, meskipun, dan biarpun.

10) Kata penghubung perbandingan
Kata penghubung perbandingan yang berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara meperbandingkan dua hal tersebut. Contoh kata: sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »