hallo sobat semua kali ini saya admin anggi setiawan dan Rekan perjuangan akan membagikan ilmu Perkuliahan dan Materi SD,SMP dan SMA yang admin pernah pelajari dalam perjalanan hidup admin. semua akan terangkum secara singkat dan menarik.semoga terbantu.
www.Prestasisiswa.com |
Macam –macam Sujud Sunnah
1. Sujud syukur adalah Sujud ketika mendapat kebahagiaan atau
terhindar dari musibah. Caranya 1 kali sujud menghadap ke kiblat.
2. Sujud sahwi adalah Sujud ketika dalam
shalat ketika ada keraguan atau lupa, seperti lupa Ruku, lupa sujud atau
lupa I’tidal, ragu dalam bilangan rakaat shalat, Jika lupa tasyahud awal dan lupa membaca do’a qunut bagi yang biasa membaca
3. Sujud tilawah adalah Sujud
ketika membaca Al-Qur’an Ayat Sajdah
yaitu Ayat yang memerintahkan untuk sujud, baik dalam shalat maupun di luar shalat. Adapun ayat-ayat sajdah
antara lain:
i.
Surat Al-Arof ayat 206
ii.
Surat Ar-Ro’du ayat
15
iii.
Surat An- Nahl ayat 49
iv.
Surat Al-Isro ayat 109
v.
Surat Al- Haj ayat 18
vi.
Surat Maryam ayat 58
vii.
Surat Al-Haj ayat 77
viii.
Surat Al- Furqon ayat 60
ix.
Surat An-Naml ayat 25
x.
Surat Sajdah ayat 15
xi.
Surat As-sod ayat 24
xii.
Surat Usila ayat 38
xiii.
Surat An-Najem ayat 62
xiv.
Surat Al-Insiqo ayat 21
xv.
Surat Al- Alaq ayat
19
Dalil perintah sujud syukur
“dari
Abu Barkah, sesunggunhnya pabila dating
kepda Nabi Muhammad SAW, sesuatu
yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud bersyukur kepada
allah SWT. (HR. Abu Daud dan Tirmizi)
Bacaan sujud syukur
Dalil sujud syahwi
Bismillah,
Sujud artinya ketundukan baik itu menundukan kepala ke tempat yang lebih rendah
ataupun suatu perbuatan yang mengisyaratkan kepada ketundukan itu sendiri,
contohnya ketaatan. Sedangkan Sahwi artinya
Lupa, yaitu meninggalkan sesuatu dengan tidak sengaja. Jadi Sujud Sahwi adalah
sujud dalam shalat yang dilakukan karena ada salah satu perbuatan shalat yang tertinggal
secara tidak sengaja Dalil sujud sahwi (dua kali sujud):
Contoh cara melakukan sujud sahwi sebelum salam dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah bin Buhainah,
Contoh cara melakukan sujud sahwi sebelum salam dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah bin Buhainah,
فَلَمَّا أَتَمَّ
صَلَاتَهُ سَجَدَ
سَجْدَتَيْنِ فَكَبَّرَ
فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ
جَالِسٌ قَبْلَ
أَنْ يُسَلِّمَ
“Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam.” (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)
Contoh cara melakukan sujud sahwi sesudah salam dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah,
“Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam.” (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)
Contoh cara melakukan sujud sahwi sesudah salam dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah,
فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ
ثُمَّ كَبَّرَ
ثُمَّ سَجَدَ
ثُمَّ كَبَّرَ
فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ
ثُمَّ كَبَّرَ
وَرَفَعَ
“Lalu beliau shalat dua rakaat lagi (yang tertinggal), kemudia beliau salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari no. 1229 dan Muslim no.573) Sujud sahwi sesudah salam ini ditutup lagi dengan salam sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Imron bin Hushain,
“Lalu beliau shalat dua rakaat lagi (yang tertinggal), kemudia beliau salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari no. 1229 dan Muslim no.573) Sujud sahwi sesudah salam ini ditutup lagi dengan salam sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Imron bin Hushain,
فَصَلَّى رَكْعَةً
ثُمَّ سَلَّمَ
ثُمَّ سَجَدَ
سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ.
“Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka’at yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi.” (HR. Muslim no. 574)
“Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka’at yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi.” (HR. Muslim no. 574)
HUKUM SUJUD SAHWI
Madzhab Hanafi : Wajib
dan berdosa bagi siapa yang meninggalkannya tetapi tidak membatalkan shalat.
Dalil mereka sebagaimana diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri bahwasannya
Rasulullah Saw bersabda : “jikalau salah satu diantara kalian ragu-ragu dalam
shalatnya sehingga dia tidak mengetahui sudah mendapatkan berapa rakaat, tiga
atu empat rakaat maka, hendaknya dia menghilangkan keragu-raguannya dan
memantapkan keyakinannya kemudian hendaknya dia sujud dua kali sebelum salam,
seandainya dia telah shalat sebanyak lima rakaat shalatnya tetap sah”
Madzhab Hanafi memaknai kalimat perintah dalam hadits tersebut sebagai perintah yang wajib dilaksanakan maka dari itu mereka mewajibkan sujud sahwi bagi yang lupa dalam mengerjakan rukun maupun kewajiban dalam shalat.
Madzhab Hanafi memaknai kalimat perintah dalam hadits tersebut sebagai perintah yang wajib dilaksanakan maka dari itu mereka mewajibkan sujud sahwi bagi yang lupa dalam mengerjakan rukun maupun kewajiban dalam shalat.
Madzhab Syafi‘i : Hanya wajib dalam keadaan tertentu yaitu ketika Imam melakukan sujud sahwi maka dalam keadaan seperti ini makmum wajib melakukannya karena mengikuti Imam, jikalau makmum tidak mengerjakannya maka shalatnya batal dan wajib baginya mengulang shalat kembali. Jikalau Imam tidak melakukan sujud sahwi maka tidaklah wajib bagi makmum untuk melakukannya melainkan hukumnya berubah menjadi sunnah dan sunnah ini hanya berlaku untuk individu masing-masing. Madzhab Maliki : Sunnah baik itu bagi Imam maupun individu masing-masing.
Madzhab
Hambali
: Wajib hanya ketika seseorang meninggalkan rukun ataupun kewajiban-kewajiban
dalam shalat, sunnah jika meniggalkan selain dua hal tersebut.
TATA CARA SUJUD SAHWI
Sujud Sahwi ialah sujud dua kali
dengan mengucapkan takbir ketika merendahkan kepala hingga menyentuh lantai
kemudian mengangkatnya lagi sambil mengucapkan takbir, di sujud yang kedua juga
seperti sujud pertama kemudian duduk dan salam, tata cara ini dilakukan bagi
yang mengerjakan sujud sahwi sebelum salam. Adapun yang mengatakan sujud sahwi
dilakukan setelah salam maka dimulai dari duduk.
Para ahli
fikih berbeda pendapat mengenai tempat sujud sahwi, apakah dilakukan setelah
salam atau sebelum salam. Madzhab Hanafi mengatakan sujud sahwi dilakukan oleh
seseorang yang shalat setelah salam kekanan saja[1] kemudian membaca tasyahhud
setelah dua kali sujud dan salam setelah tasyahhud, jikalau tidak membaca
tasyahhud maka ia telah meninggalkan hal-hal yang wajib tetapi shalatnya tetap
sah, dan setelah tasyahhud sujud sahwi, wajib baginya salam, jikalau ia tidak
salam maka telah meninggalkan hal yang wajib. Apakah wajib berniat ketika sujud
sahwi?
Sebagian dari ulama fikih Hanafi tidak mewajibkan niat, karena sujud sahwi ada
untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam shalat, dan tidaklah wajib berniat
di setiap bagian-bagian yang temasuk dalam satu kesatuan seperti shalat maka,
sujud sahwi tidak wajib baginya niat. Sedangkan sebagian yang lain mewajibkan
niat, karena itu juga termasuk shalat dan tidaklah sah shalat tanpa niat,
sebagaimana wajibnya niat untuk sujud tilawah maupun sujud syukur.
Sedangkan Madzhab Syafi‘i mengatakan bahwasannya sujud sahwi ialah sujud dua
kali seperti dalam shalat dikerjakan sebelum salam, setelah tasyahhud dan
shalawat atas Nabi Saw, berniat di dalam hati tidak diucapkan dengan lisan,
karena berbicara dalam shalat dapat membatalkan shalat.
Madzhab Maliki mengatakan bahwa sujud sahwi yaitu dua sujud dan bertasyahhud
setelah dua sujud tanpa doa dan shalawat keatas Nabi Saw, jikalau sujud sahwi
dikerjakan setelah salam maka ia harus sujud dan bertasyahhud dan wajib
mengulangi salam kebali, seandainya ia tidak mengulangi salamnya maka shalatnya
tidak batal.
Madzhab Hambali: sujud sahwi yaitu dimulai dari takbir kemudian sujud dua kali
setelah salam ataupun sebelum salam. Hanya saja mereka mengatakan bahwasannya
sujud sahwi dilakukan sebelum salam adalah lebih baik kecuali dalam dua hal
yakni:
Pertama:
ketika kurang ataupun kelebihan rakaat dalam shalat, maka ia harus melengkapi
kekurangannya kemudian sujud setelah salam.
Kedua: Ketika Imam ragu-ragu mengenai suatu hal di dalam shalat, kemudian ia menghilangkan keragu-raguannya dan memantapkan piihannya maka dalam hal ini sujud sahwi lebih baik dilakukan setelah salam.
Kedua: Ketika Imam ragu-ragu mengenai suatu hal di dalam shalat, kemudian ia menghilangkan keragu-raguannya dan memantapkan piihannya maka dalam hal ini sujud sahwi lebih baik dilakukan setelah salam.
SEBAB-SEBAB MENGERJAKAN
SUJUD SAHWI
1.
Ketika meninggalkan bacaan fatihah
2. Mengeraskan bacaan di dua rakaat terakhir
3. Meninggalkan Tuma’ninah
4. Meninggalkan duduk yang wajib dalam shalat, yakitu semua duduk kecuali duduk tasyahhud akhir. Barang siapa meninggalkan duduk tasyahhud awal atau duduk diantara dua sujud maka baginya sujud sahwi
5. Meninggalkan bacaan Tasyahhud pertama dan kedua
6. Memindahkan rukun bacaan dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti membaca fatihah ketika ruku, membaca tasyahhud ketika sujud dan lain sebagainya, kecuali membaca surah sebelum fatihah maka tidak wajib baginya sujud sahwi.
7. Ragu-ragu dalam jumlah rakaat shalat
8. Meninggalkan hal-hal yang sunah dalam shalat tidaklah wajib sujud sahwi
2. Mengeraskan bacaan di dua rakaat terakhir
3. Meninggalkan Tuma’ninah
4. Meninggalkan duduk yang wajib dalam shalat, yakitu semua duduk kecuali duduk tasyahhud akhir. Barang siapa meninggalkan duduk tasyahhud awal atau duduk diantara dua sujud maka baginya sujud sahwi
5. Meninggalkan bacaan Tasyahhud pertama dan kedua
6. Memindahkan rukun bacaan dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti membaca fatihah ketika ruku, membaca tasyahhud ketika sujud dan lain sebagainya, kecuali membaca surah sebelum fatihah maka tidak wajib baginya sujud sahwi.
7. Ragu-ragu dalam jumlah rakaat shalat
8. Meninggalkan hal-hal yang sunah dalam shalat tidaklah wajib sujud sahwi
melainkan ada beberapa hal yang masuk pengecualian menurut tiap-tiap madzhab,
seperti doa kunut ketika shalat subuh dan shalat witir di pertengahan bulan
Ramadhan dan itu menurut Madzhab Syafi’i. Sedangkan ulama fikih yang lain hanya
memasukkan doa kunut diwaktu shalat witir saja.
Apakah sujud sahwi hanya dilakukan ketika seseorang hanya lupa
satu kali atau lebih?
Para ulama sepakat, bagi siapa saja yang lupa terus-menerus atau berkali-kali
lebih dari satu kali di dalam shalat maka kesemua itu juga termasuk jenis lupa.
Jadi, cukup baginya sujud sahwi, walaupun banyaknya kelupaan tersebut bukan
bagian dari shalat, seperti berbicara atau membalas salam dengan tidak sengaja.
Ada juga sebagian yang berkata bahwa jumlah sujud sahwi ditentukan oleh jumlah tempat-tempat yang ia lupa. Wallahu a‘lam bi’s s-Shawwâb
Ada juga sebagian yang berkata bahwa jumlah sujud sahwi ditentukan oleh jumlah tempat-tempat yang ia lupa. Wallahu a‘lam bi’s s-Shawwâb
Bacaan dalam sujud sahwi ada 3 pendapat:
1. Do’a Ketika Sujud Sahwi
Sebagian ulama menganjurkan do’a ini ketika sujud sahwi,
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو
“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” (Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa).[4]
2. Bacaannya sama dengan sujud dalam shalat:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى
“Subhaana robbiyal a’laa” [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi]
atau:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى
“Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy.” [Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku][6]
[1] Jikalau ia telah mengucapkan salam kedua maka telah gugur kewajibannya untuk mengerjakan sujud sahwi tetapi jikalau ia mengerjakan salam yang kedua dengan segaja maka ia telah berdosa karena meninggalkan yang wajib.
Sumber: Fiqh ‘ala madzhabi arba’ah.
1. Do’a Ketika Sujud Sahwi
Sebagian ulama menganjurkan do’a ini ketika sujud sahwi,
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو
“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” (Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa).[4]
2. Bacaannya sama dengan sujud dalam shalat:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى
“Subhaana robbiyal a’laa” [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi]
atau:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى
“Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy.” [Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku][6]
[1] Jikalau ia telah mengucapkan salam kedua maka telah gugur kewajibannya untuk mengerjakan sujud sahwi tetapi jikalau ia mengerjakan salam yang kedua dengan segaja maka ia telah berdosa karena meninggalkan yang wajib.
Sumber: Fiqh ‘ala madzhabi arba’ah.
Doa Shalat Sunnah Istikharoh