Stop Seks Bebas: Pengertian,Faktor, Definisi Menurut Ahli dan bentuk Prilaku Seks Bebas

hallo sobat semua kali ini saya admin anggi setiawan akan membagikan ilmu keperawatan yang admin pernah pelajari semua askep dan pathway terangkum secara singkat dan menarik.semoga terbantu.
kali ini admin akan membagikan Artikel Tentang Prilaku Seks Bebas:Pengertian,Faktor, definisi menurut ahli dan bentuknya, tentunya pasti minna semua sudah pernah mendengarnya ya kan!! selamat membaca
PERILAKU SEKS BEBAS
Stop Seks Bebas: Pengertian,Faktor, Definisi Menurut Ahli dan bentuk Prilaku Seks Bebas



A. PENGERTIAN PERILAKU SEKS BEBAS
Menurut Sarwono (2005) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis. Objek seksual biasa berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri.
Hyde (2007) perilaku seksual adalah tingkah laku yang dapat menimbulkan kemungkinan untuk mencapai organisme. Padahal ada kalanya ketika seseorang melakukan senggama ia tidak mengalami organisme, hal  ini biasanya dialami oleh wanita. Untuk itu ditampilkan definisi lain, yaitu perilaku seksual adalah semua jenis aktifitas fisik yang melibatkan tubuh untuk mengekspresikan perasaan  erotis atau afeksi ( Nevid, Rathus & Rathus, 2005).
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual atau aktifitas fisik yang melibatkan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotis atau afeksi.
Seks bebas adalah bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan di luar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.
Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan.

B.  FAKTOR PENYEBAB PERILAKU SEKS BEBAS
Menurut  Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) dalam tingkat hierarkis, bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang bersifat instingtif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan  atau ditahan oleh individu, terutama dorongan seks. Menurut Freud (dalam Danarto, 2003) memberikan pandangan bahwa perilaku manusia didominasi oleh dorongan seks (sexual drive), mengarah kepada prinsip kesenangan
(pleasure principle) yang dikendalikan oleh id-nya masing-masing. Sehingga, apabila seseorang tidak mampu mengatur id yang dimilikinya, maka orang tersebut akan kehilangan kontrol dalam menahan suatu keinginan seperti dorongan seks.
Menurut Prabowo & Riyanti (2008), ketika seseorang mempertimbangkan motivasi seksual dari sudut pandang biologis, seks mempunyai ciri yang diterangkan sebagai bagian dari dorongan biologis yang lain:
1.  Seks bukan hanya diperlukan untuk mempertahankan hidup individu, kecuali bahwa seks diperlukan untuk kelangsungan hidup.
2.  Perilaku seksual tidak ditimbulkan oleh kurangnya substansi atau zat-zat tertentu dalam tubuh.
3.  Setidaknya pada binatang tingkat tinggi, motivasi seksual mungkin lebih dipengaruhi oleh informasi panca indera dari lingkungannya, yaitu insentif dari pada oleh motif biologis yang lain. 

C. PENGERTIAN PERILAKU SEKS BEBAS
Menurut Ghifari (2003), perilaku seks bebas adalah hubungan antara dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda dimana terjadi hubungan seksual tanpa adanya ikatan pernikahan. Kelompok seks bebas menghalalkan segala cara dalam melakukan seks dan tidak terbatas pada sekelompok orang. Mereka tidak berpegang pada morality atau nilai-nilai manusiawi.
Sewaktu-waktu mereka dapat berhubunggan seksual dengan orang lain dan di lain waktu mereka juga bisa menggauli keluarga sendiri.
Menurut Desmita (2005) perilaku seks bebas pada remaja adalah cara remaja mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual, yang berasal dari kematangan organ seksual dan perubahan hormonal dalam berbagai bentuk tingkah laku seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual. Tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual. 
Menurut Sarwono (2002) perilaku seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun  dengan sesama jenis.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku seks bebas adalah perilaku yang didasari oleh dorongan seksual untuk mendapatkan kesenangan seksual dengan lawan jenis yang dilakukan tanpa ikatan pernikahan yang sah.

D. BENTUK-BENTUK PERILAKU SEKS BEBAS
Menurut Sarwono (2002) bentuk-bentuk dari perilaku seks bebas dapat berupa berkencan intim, berciuman, bercumbu,  dan bersenggama. Sedangkan Desmita (2005) mengemukakan berbagai bentuk tingkah laku seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual.
Bentuk-bentuk perilaku seks bebas (dalam www.Bkkbn.go.id) yaitu:
1.  Petting adalah  upaya untuk membangkitka dorongan seksual antara jenis kelamin dengan tanpa melakukan tindakan intercourse.
2.  Oral –genital seks adalah aktivitas menikmati organ seksual melalui mulut. Tipe hubungan seksual model oral-genital ini merupakan alternative aktifitas seksual yang dianggap aman oleh remaja masa kini.
3.  Sexual intercourse adalah aktivitas melakukan senggama.
4.  Pengalaman Homoseksual adalah pengalaman intim dengan sesama jenis.
Menurut Sarwono (2002) juga mengemukakan beberapa bentuk dari perilaku seks bebas, yaitu:
a.  Kissing : Saling bersentuhan antara dua bibir manusia atau pasangan yang didorong oleh hasrat seksual.
b.  Necking : Bercumbu tidak sampai pada menempelkan alat kelamin, biasanya dilakukan dengan berpelukan, memegang payudara, atau  melakukan oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama.
c.   Petting : Bercumbu sampai menempelkan alat kelamin, yaitu dengan menggesek-gesekkan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama.
d.  intercourse : Mengadakan hubungan kelamin atau bersetubuh diluar pernikahan 
Menurut Santrock (2002) bentuk-bentuk perilaku seks bebas, yaitu:
a.  Kissing yaitu sentuhan yang terjadi antara bibir diikuti dengan hasrat seksual.
b.  Necking yaitu aktivitas seksual disekitar tubuh tapi belum ada kontak alat kelamin.
c.   Petting yaitu menempelkan alat kelamin tapi belum ada kontak alat kelamin.
d.  intercourse yaitu bersenggama atau kontak alat kelamin.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk-bentuk perilaku seks bebas mencakup Kissing, necking, petting, sexual intercourse.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »