hallo sobat semua kali ini saya admin anggi setiawan akan membagikan ilmu keperawatan yang admin pernah pelajari semua askep dan pathway terangkum secara singkat dan menarik.semoga terbantu.
kali ini admin akan membagikan ilmu keperawatan tentang pemtimgnya pendidikan keperawatan dan Health Education.
TIDAK SULIT YANG KITA
HARUS LAKUKAN UNTUK MEREKA ADALAH SIKAP PEDULI UNTUK MENYEDIAKAN WAKTU 1 JAM
SAJA SETIAP MINGGUNYA – TUGAS PENDIDIKAN KEPERAWATAN
www.materikeperawatan.xyz |
A.
Latar
Belakang
Masalah
mengenai kesehatan reproduksi remaja akhir-akhir ini menjadi masalah yang cukup
serius. Banyaknya remaja yang mengalami Kehamilan yang Tidak Diinginkan,
Infeksi Menular Seks, hingga HIV AIDS menjadi contoh yang nyata tentang
pentingnya masalah ini. Kurangnya pengetahuan mengenai risiko perilaku yang
tidak sehat menjadi salah satu penyebabnya, salah satu penelitian oleh Muhammad
Arif Budiono dan Muji Sulistyowati dengan jurnalnya yang berjudul “Peran UKS
(Unit Kesehatan Sekolah) Dalam Penyampaian Informasi Kesehatan Reproduksi
Terhadap Siswa SMP Negeri X di Surabaya”,
menyebutkan bahwa sebanyak 78% opini terhadap peran UKS dalam
penyampaian informasi kesehatan reproduksi di lokasi penelitian responden
menyatakan mendukung terhadap peran UKS dalam penyampaian informasi kesehatan
reproduksi dan 22% sisanya kurang mendukung terhadap peran UKS dalam
penyampaian informasi kesehatan reproduksi. Di ketahui bahwa pengetahuan responden
baik karena rata-rata 85,65% responden menjawab jawaban yang benar dari 25
pertanyaan yang diberikan, di mana hasil dari pertanyaan pengetahuan tersebut menunjukkan
pengetahuan responden terkait dengan kesehatan reproduksi.
Dan mengenai sumber informasi kesehatan reproduksi
Sebanyak 48,6% responden mendapatkan informasi kesehatan reproduksi dari
internet, 36,5% dari pelajaran sekolah, 2,7% dari puskesmas dan 12,2% responden
menjawab lebih dari satu sumber informasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi diketahui bahwa sebanyak
91,9% mengatakan bahwa ada buku tentang kesehatan reproduksi di lokasi
penelitian. Buku tersebut ada yang berbentuk buku saku, buku bacaan, dan lembar
balik. Sedangkan 8,1% menyatakan tidak ada buku tentang kesehatan reproduksi di
sekolah tersebut.
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separo (60,3%) responden mengatakan
bahwa responden pernah ikut dan terlibat dalam diskusi tentang kesehatan reproduksinya
dan 39,7% mengatakan tidak pernah berdiskusi tentang kesehatan reproduksinya.
B. Perumusan
Masalah Dan Pemecahan Masalah
Penelitian ini merupakan salah satu simple atau
bukti dari kenyataan bahwa pentingnya menanamkan pengetahuan pada remaja
khususnya mengenai kesehatan reproduksinya, melalui peran UKS yang tersedia di
berbagai sekolah, kita sebagai perawat bisa membantu peran ini dengan hanya
menyediakan waktu 1 jam saja setiap minggunya bagi mereka, untuk memberikan
penyuluhan dan pendidikan kesehatan mengenai reproduksi remaja khususnya bagi
mereka yang jauh dari jangkauan pelayanan publik di pedalaman Kalimanatan
Barat, disana mereka lebih membutuhkan pengetahuan akan pentingnya kesehatan
reproduksi remaja dan saya yakin sikap antusiasme dan keinginan yang besar
untuk belajar akan kita dapati pada diri mereka disana, apa lagi pelayanan yang
di berikan oleh tim-tim kesehatan amat minim, dan ketika kita datang disana
pastinya mereka akan menyambut kita dengan bahagia,
Langkah-langkah ilmiah yang dapat kita lakukan untuk
segera menangani hal ini adalah dengan pelaksanaan trias UKS yang terdiri dari
:
a.
Pendidikan kesehatan,
dan pelayanan
b.
Kesehatan, dan
pembinaan lingkungan
c.
Sehat terkait kesehatan
reproduksi
Dari segi pendidikan kita dapat bekarja sama dengan
sekolah untuk mengadakan kegiatan pelatihan kader kesehatan (PMR), pelatihan
diberikan dari tenaga kesehatan (puskesmas) kemudian kader yang memperoleh
pelatihan akan menyampaikan hasilnya ke murid-murid di sekolah mereka kegiatan
ini dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Dari segi pelayanan kita dapat bekarja sama dengan
sekolah untuk memiliki kader kesehatan yang aktif, adanya perawat sekolah yang
juga sebagai tempat konseling para siswa serta adanya ruang konseling yang
nyaman di sekolah.
Sedangkan dari segi pembinaan lingkungan kehidupan
kita dapat bekarja sama dengan sekolah untuk memiliki kantin sehat yang bebas
dari makanan yang berbahaya, kamar mandi dan WC yang bersih, lingkungan sekolah
yang rindang dan bersih.
Media yang dapat membantu UKS menjadi sarana
penyampaian informasi kesehatan reproduksi terhadap siswa adalah :
a.
Poster
b.
Leaflet
c.
Flip chart
d.
Buku-buku tentang
kesehatan reproduksi
e.
Torso/alat peraga untuk
menunjukkan organ reproduksi laki-laki dan perempuan dan sebagainya.
f.
Alat-alat yang ada di
ruang UKS di gunakan ketika ada kegiatan penyuluhan atau pembelajaran yang di
lakukan oleh sekolah.
Dengan
C. Kesimpulan
Pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi sudah baik meskipun ada beberapa yang masih
belum memahami mengenai perkembangan fisik, mental, dan sosial terkait
pubertas. Sumber informasi yang didapat tentang kesehatan reproduksi yang
paling sering di akses remaja yaitu dari internet di mana kebenaran informasi masih
belum bisa di pertanggung jawabkan. Opini siswa masih memandang bahwa ruang UKS
adalah tempat orang sakit dan membutuhkan perawatan meskipun sudah ada yang
mengetahui bahwa ruang UKS adalah tempat untuk merawat, membina dan mengakses
informasi kesehatan. Informasi terhadap kesehatan reproduksi masih belum komperhensif
dalam penyampaiannya kepada siswa Pelaksanaan trias UKS sendiri masih kurang adanya
tanggapan yang baik dari petugas UKS, pengetahuan petugas masih kurang, maka
dari itulah disini peran perawat sangat
di butuhkan, kepedulian, kemauan, dan kerelaan kitalah yang dapat membantu
mereka keluar dari masalah yang sebetulnya sederhana ini.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad
Arif Budiono dan Muji Sulistyowati. Peran UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dalam
Penyampaian Informasi Kesehatan Reproduksi terhadap Siswa SMP Negeri X di
Surabaya. Jurnal Promkes, Vol. 1, No. 2 Desember 2013: 184–191