Pemeriksaan Bayi Baru Lahir : Refleks dan Maturasi Fisik

 Halo Sobat admin akan memberikan sedikit ilmu tenteng keperawatan yang pernah admin pelajari yaitu Pemeriksaan Refleks - Refleks pada Bayi Baru Lahir dan Maturasi Fisik pada bayi Baru Lahir.


1.      Refleks-Refleks
Pemeriksaan Refleks
Cara Pengukuran
Kondisi Normal
Kondisi Patologis
Berkedip
Sorotkan cahaya ke mata bayi.
Dijumpai pada tahun pertama
Jika tidak di jumpai menunjukkan kebutaan.
Tanda babinski
Gores telapak kaki sepanjang tepi luar, di ulai dari tumit
Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, di jumpai sampai umur 2 tahun.
Bila pengembangan jari kaki dorsofleksi setelah umur 2 tahun adanya tanda lesi ekstrapiramidal.
Moro’s
Ubah posisi dengan tiba-tiba atau pukul meja/tempat tidur.
Lengan Ekstensi, jari-jari mengembang kepala terlempar ke belakang, tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam tulang belakang dan ekstermitas bawah ekstens. Lebih kuat selama 2 bulan menghilang pada umur 3-4 bulan.
Refleks yang menetap lebih 4 bulan adanya kerusakan otak, respon tidak simetris adanya hemiparesis, fraktur klavikula, atau cidera fleksus brachialis. Tidak ada respons ekstermitas bawah adanya dislokasi pinggul atau cidera medulla spinalis.
Mengenggam
(palmar grap’s)
Letakkan jari di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, jika refleks lemah atau tidak ada berikan bayi botol atau dot, karena mengjisap akan mengeluarkan refleks.
Jari-jari bayi melengkung di sekitar jari yang di letakkan di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, refleks ini menghilang dari umur 3-4 bulan.
Fleksi yang tidak simetris menunjukkan adanya paralysis, refleks menggenggam yang menetap menunjukkan gangguan serebral
Rooting
Gores sudut mulut bayi garis tengah bibir.
Bayi memutar kea rah pipi yang di gores, refleks ini menghilang pada umur 3-4 bulan. Tetapi bias menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur.
Tidak adanya reflek menunjukkan adanya gangguan neurology berat
Kaget (startle)
Bertepuk tangan dengan keras.
Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan dalam berespon terhadap suara yang keras tangan tetap rapat, refleks ini akan menghilang setelah umur 4 bulan.
Tidak adanya refleks menunjkkan adanya gangguan pendengaran
Menghisap
Berikan bayi botol dan dot.
Bayi menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi, reflek ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi
Reflek yang lemah atau tidak ada menunjukkan kelambatan perkembangan atau keadaan neurologi yang abnormal





h) Ballard Score
1.      Posture
Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi nyamannya. Jika bayi ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari ekstremitas dengan memfleksikan jika ekstensi atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan bayi menemukan posisi dasar kenyamanannya. Fleksi panggul tanpa abduksi memberikan gambaran seperti posisi kaki kodok.

2.      Square Window
Fleksikan pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari dengan lembut. Hasil sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 900, 900, 600, 450, 300, dan 00.

3.   Arm Recoil
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm Recoil dilakukan dengan cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan. Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor 0: tangan tetap terentang/gerakan acak, skor 1: fleksi parsial 1400-1800, skor 2: fleksi parsial 1100-1400, skor 3: fleksi parsial 900-1000, dan skor 4: kembali ke fleksi penuh.

4.      Popliteal Angle
Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat menggangu interpretasi.
Kaki di ekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah popliteal. Perlu diingat bahwa pemeriksa harus menunggu sampai bayi berhenti menendang secara aktif sebelum melakukan ekstensi kaki. Posisi Frank Breech pralahir akan mengganggu manuver ini untuk 24 hingga 48 jam pertama usia karena bayi mengalami kelelahan fleksor berkepanjangan intrauterine. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi.

5.      Scarf Sign
Manuver ini menguji tonus pasif flektor gelang bahu. Dengan bayi berbaring terlentang, pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni, penuh pada tingkat leher (-1); garis aksila kontralateral (0); kontralateral baris puting (1); prosesus xyphoid (2); garis puting ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral (4).



6.      Heel to Ear
Manuver ini menilai tonus pasif oto fleksor pada gelang panggul dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada permukaan meja pemeriksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut (bandingkan dengan angka pada lembar kerja). Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada pada atau dekat, telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2); daerah pusar (3); dan lipatan femoralis (4).


Maturitas fisik
1.      Kulit
-          Lengket, rapuh transparan.
-          Merah seperti agar, transparan.
-          Merah muda halus, vena tampak.
-          Permukaan mengelupas dengan atau tanpa ruam, vena jarang.
-          Daerah pucat dan pecah-pecah, vena jarang.
-          Seperti kertas kulit, pecah-pecah dalam, tidak ada vena.
-          Pecah-pecah, kasar, keriput.
2.      Lanugo
      Untuk melakukan skoring pemeriksaan hendaknya menilai pada daerah yang mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi.

3.      Permukaan plantar
      Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit. Untuk jarak kurang dari 40 mm diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1. Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan skor tabel.

4.      Pemeriksaan menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat pertumbuhan papila montsgomery. Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah areola dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam milimeter.

5.      Daun telinga
      Daun telingan pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring berkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah kemudia dilepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya.

6.      Testis dan fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inuinalis bagian atau atau bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum menjadi tebal dan membentuk rugae.
      Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae. Pada neonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum bisa dibedakan jenis kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga postmatur, scrotum biasanya seperti pendahulun dan dapat menyentuh kasur ketika berbaring.
7.      Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatus harus diposisikan telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 450 dari garis horisontal. Abduksi yang berlebihan dapat menyebabkan labia minora dan klitoris tampak lebih menonjol sedangkan aduksi menyebabkan keduanya tertutupi oleh labia mayora.
8.      Pada neonatus extremety premature labia datar dan klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik, klitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Mendekati usia kehamilan matur labia minora dan klitoris menyusut dan cenderung tertutupi oleh labia mayora yang membesar.












Share this

Related Posts

Previous
Next Post »