Hai sobat
semua kali ini admin akan membagikan sedikit ilmu yang pernah ane pelajarin nih
sob langsung aja, ini Asuhan Kepemeriksaan Bayi Baru Lahir. Dimana terkaji
komplit beserta Pemeriksaan Fisiknya.
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir |
Asuhan Kepemeriksaan pada Bayi Baru Lahir
1.
Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
neonatus:
1) Pengetahuan yang komprehensif tentang kehamilan,
persalinan, dan kelahiran adalah penting untuk memahami pentingnya hasil temuan
fisik bayi baru lahir
2) Pendekatan sistematik membantu memastikan bahwa
data yang tepat tidak diabaikan. Kategori utama dari data tersebut meliputi:
a. Riwayat dan pemeriksaan prenatal ibu
b. Golongan darah ibu dan faktor Rh , riwayat
isomunisasi dan titer antibody
c. Hasil uji skrining ibu misalnya titer Rubella,
skrining anti hepatitis, veneral disease research laboratory (VDRL), skrining
Clamidia, biakan gonorrhea, biakan herpes dan HIV
d. Riwayat persalinan meliputi awitannya, lamanya
dan komplikasi
e. Ketuban pecah, meliputi jumlah cairan, adanya
meconium, dan lamanya ketuban pecah sampai dengan kelahiran
f. Rekaman pemantauan janin misalnya ada gawat
janin, sampel kulit dan hasil analisis gas darah
g. Riwayat melahirkan meliputi lamanya kala II
persalinan dan medikasi serta anastesi seperti jumlah dan kapan diberikan
h. Riwayat bayi baru lahir misalnya kebutuhan akan
resusitasi dan nilai apgar pada menit 1
dan 5
i.
Hasil
laboratorium bayi, misalnya hematocrit, golongan darah dan kadar glukosa
b. Pemeriksaan Fisik
Waktu pemeriksaan dapat di
lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat sesudah bayi lahir
pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di lakukan
pembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi, pemeriksaan tali
pusat) dan akan pulang dari rumah sakit. Adapun tujuan dari pemeriksaan fisik,
meliputi:
1)
Untuk
menentukan status kesehatan klien
2)
Mengidentifikasi
masalah
3)
Mengambil data
dasar untuk menentukan rencana tindakan
4)
Untuk mengenal
dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera.
5)
Untuk
menentukan data objektif dari riwayat kepemeriksaan klien.
Pada pengkajian ini dapat
ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap
kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya
harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu
tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Sebelum melakukan pemeriksaan
fisik pada bayi baru lahir ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
1)
Bayi sebaiknya
dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah
kehilangan panas atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang di periksa.
2)
Lakukan
prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang
memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.
3)
Lakukan
prosedur yang menggangu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir
bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.
Prinsip Pemeriksaan Fisik Bayi
Baru Lahir
1)
Jelaskan
prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan .
2)
Cuci dan
keringkan tangan , pakai sarung tangan .
3)
Pastikan
pencahayaan baik.
4) Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa
(jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera
selimuti kembali dengan cepat.
5)
Periksa bayi
secara sistematis dan menyeluruh.
1) Penampilan umum
a) Postur tubuh
b) Kondisi kulit, meliputi warna, turgor, kerutan,
verniks kaseosa, milia (bintik berwarna putih sampai kekuningan yang terletak
superfisial dalam kulit, biasanya pada kelopak mata, dagu dan dahi), lanugo,
eritema toksikum, dan tanda lahir.
c) Usaha bernapas
d) Tanda-tanda vital
e) Penilaian Apgar score
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan laju jantung, kemampuan bernafas,
kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit. Caranya:
a. Lakukan penilaian apgar Score dengan cara menjumlahkan hasil
penilaian tanda, seperti laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot,
kemampuan refleks dan warna kulit.
b. Tentukan hasil penilaian,
sebagai berikut :
Adaptasi
baik
: skor 7-10
Asfiksia
ringan-sedang :
skor 4-6
Asfiksia
berat
: skor 0-3
Tabel 2.3
Tanda
|
Nilai 0
|
Nilai 1
|
Nilai
2
|
Warna
kulit
|
Seluruh
badan biru atau pucat
|
Sianosis
perifer (warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki
kebiruan)
|
Warna
tubuh, kulit, tangan dan kaki normal merah muda.
|
Tonus
otot
|
Flaksid
(lemah atau tidak ada)
|
Sedikit
gerakan
|
Baik
(bergerak aktif)
|
Pernapasan
|
Tidak
ada
|
Megap-megap
(lemah atau tidak teratur)
|
Pernapasan
baik dan teratur (menangis kuat)
|
Denyut
jantung
|
Tidak
ada
|
<100x/menit
|
>100x/menit
|
Respons
terhadap rangsangan
|
Tidak
ada
|
Sedikit
(meringis atau menangis lemah)
|
Baik.
|
f) Pengukuran Antropometri
a.
Lakukan
Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas
pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil
timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi. Berat badan normal adalah
2500-3500 gram apabila BB kurang dari 2500 gram disebut bayi Premature dan
apabila BB bayi lebih dari 3500 gram maka bayi disebut Macrosomia.
b.
Lakukan
Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang
badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur. Panjang
badan normal adalah 45-50 cm
c.
Ukur lingkar
kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi
kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi. Lingkar kepala normal adalah
33-35 cm.
d.
Ukur lingkar
dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran
dilakukan melalui kedua puting susu). Lingkar dada normal adalah 30 -33 cm.
Apabila diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami
Hidrocephalus. Dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari dada
maka bayi mengalami Microcephalus.
e.
Mengukur
Lingkar Lengan atas (LILA)
Normalnya 11-15 cm. Untuk LILA
pada BBL belum mencerminkan keadaan tumbuh kembang bayi.
2) Pemeriksaan fisik secara rinci
1.
Kepala
§
Lakukan
Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah
ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang
berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding
yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering
terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah
diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba,
fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas
atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang
teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi
karena adanya trisomi 21.
§
Periksa adanya tauma kelahiran
misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur
tulang tengkorak.
§
Perhatikan adanya kelainan
kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
2.
Wajah
§
Wajah harus
tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan
posisi bayi di intrauteri.
§
Perhatikan
kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin.
§
Perhatikan juga kelainan wajah
akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3.
Mata
§
Goyangkan kepala bayi secara
perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
§
Lakukan inspeksi
daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
§
Perksa adanya
strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
§
Periksa adanya
glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai
kekeruhan pada kornea
§
Katarak kongenital
akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina
§
Periksa adanya trauma seperti
palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
§
Periksa adanya sekret pada
mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan
menyebabkan kebutaan
§
Apabila ditemukan epichantus
melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
4.
Hidung
§
Kaji bentuk dan lebar hidung,
pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas
dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi
jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau
ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
§
Periksa adanya sekret yang
mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis
congenital.
§
Periksa adanya pernapasa
cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
5.
Mulut
§
Lakukan
Inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut.
§
Perhatikan mulut bayi, bibir
harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi
wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia.
§
Periksa adanya bibir sumbing,
adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
§
Periksa
keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan
lunak.
§
Perhatikan
adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi.
§
Periksa lidah
apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).
6.
Telinga
§
Periksa dan
pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
§
Pada bayi cukup
bulan, tulang rawan sudah matang.
§
Daun telinga
harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas.
§
Perhatikan
letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu
(Pierre-robin).
§
Perhatikan
adanya kulit tambahan atau aurikel hal
ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
§
Bunyikan bel
atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka pendengarannya baik, kemudian
apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.
7.
Leher
§
Leher bayi
biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan
ada kelainan tulang leher.
§
Periksa adanya trauma leher
yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
§
Lakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugularis
§
Adanya lipata kulit yang
berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
§
Raba seluruh klavikula untuk
memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong
atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.
8.
Dada, Paru dan
Jantung
§
Periksa
kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila
tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau
hernia diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas
perlu diperhatikan. Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60 kali
permenit. Perhitungannya harus satu menit penuh karena terdapat periodic
breathing, dimana pola pernapasan pada neonatus terutama pada premature ada
henti nafas yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Pada bayi
cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
§
Payudara dapat tampak membesar
tetapi ini normal.
§
Lakukan palpasi pada daerah
dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula dengan cara meraba ictus
cordis dengan menentukan posisi jantung.
§
Lakukan Auskultasi paru dan
jantung dengan menggunakan stetoskop untuk menlai frekuensi dan suara
napa/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120-160 x / menit.
9.
Abdomen
§
Abdomen harus tampak bulat dan
bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya
pembengkakan
§
Lakukan pemeriksaan pada tali
pusat bertujuan untuk menilai ada tidaknya kelainan pada tali pusat seperti,
ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat dan lain-lain.
§
Jika perut sangat cekung
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
§
Abdomen yang membuncit
kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
§
Jika perut kembung kemungkinan
adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus
persisten.
§
Lakukan
Auskultasi adanya bising Usus.
§
Lakukan
perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan. Limpa teraba 1
cm di bawah arkus kosta kiri.
§
Lakukan palpasi
ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungkai bayidi lipat agar
otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat di
raba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut bagian ginjal
dapat di raba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat di sebabkan
oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis
10. Ekstermitas Atas
§
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke
bawah
§
Kedua lengan harus bebas
bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau
fraktur
§
Periksa jumlah jari.
Perhatikan adanya polidaktili atau
sidaktili
§
Telapak tangan harus dapat
terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas
kromosom, seperti trisomi 21
§
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.
11. Ekstermitas Bawah
§
Periksa
kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki
dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
§
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma,
misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
§
Periksa adanya
polidaktili atau sidaktili padajari kaki.
12. Spinal
§
Periksa spina
dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat
menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
13. Genetalia
§
Pada bayi laki-laki panjang
penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak
boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
§
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
§
Skrotum harus dipalpasi untuk
memastikan jumlah testis ada dua
§
Pada bayi perempuan cukup
bulan labia mayora menutupi labia minora
§
Lubang uretra
terpisah dengan lubang vagina
§
Terkadang
tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormon ibu (withdrawl
bedding)
14. Anus dan Rectum
§
Periksa adanya
kelainan atresia ani , kaji posisinya
§
Mekonium secara
umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya
mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
15. Kulit
§
Perhatikan kondisi kulit bayi.
§
Periksa adanya ruam dan bercak
atau tanda lahir
§
Periksa adanya pembekakan
§
Perhatinan adanya vernik kaseosa (
zat yang bersifat seperti lemak berfungsi sebagai pelumas atau sebagai isolasi
panas yang akan menutupi bayi cukup bulan).
§
Perhatikan adanya
lanugo(rambut halus yang terdapat pada punggung bayi) jumlah yang banyak
terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi cukup bulan.