Anfis Ginjal: Nefron, Glomerulus, Tubulus, Peredaran Darah dan Persarafan di Ginjal (Singkat)

Halo sobat semua kali ini admin akan membagi sedikit ilmu tentang anatomi dan fisiologi dari Ginjal, kita semua pasti tau kan sobat ini merupakan organ Vital bagi keberlangsungan hidup manusia. berikut ada bagian- bagian dari ginjal seperti Nefron,  Nefron, Glomerulus, Tubulus, Peredaran Darah dan Persarafan di Ginjal, semoga dengan ini agan dan sobat semua bisa mengerti dan artikel ini dapat bermanfaat khalayak ramai.

Anfis Ginjal: Nefron, Glomerulus, Tubulus, Peredaran Darah dan Persarafan di Ginjal (Singkat)

A.  Anatomi Fisiologi Ginjal
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem perkemihan terdiri dari:
1.    Dua ginjal (ren) yang menghasilkan urine
2.    Dua ureter yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih
3.    Satu vesika urinaria (VU) tempat urine dikumpulkan
4.    Satu urethra saluran urine dikeluarkan dari vesika urinaria
B.  Ginjal
Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostatis cairan tubuh secara baik. Terletak di rongga abdomen, retroperitorenal primer kiri dan kanan kolumna vertebra. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai lumbalis ke-3.  Ginjal berbentuk seperti kacang tanah, panjang 11,5 cm, lebar 3,5 berat 130 gram.
C.  Nefron
Nefron adalah unit fungsional sistem perkemihan. Setiap ginjal mempunyai sekitar 1 juta nefron. Selama 24 jam dapat menyaring 10 liter darah, arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal. Satu nefron terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal, ansa henle dan tubulus distal yang tersambung pada duktus koligentes.
D.  Glomerulus
Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsula berwarna bowman dan menerima darah dari arteriol aferen dan meneruskan darah ke sistem vena melalui arteriol eferen. Natrium secara bebas difiltrasi dalam glomerulus sesuai dengan konsentrasi dalam plasma, kalium juga difiltrasi secara bebas.
Glomerulus terdiri atas suatu anyaman kapiler yang sangat khusus dan diliputi oleh simpai Bowman. Glomerulus yang terdapat dekat pada perbatasan korteks dan medula (“juxtame-dullary”) lebih besar dari yang terletak perifer. Percabangan kapiler berasal dari arteriola afferens, membentuk lobul-lobul, yang dalam keadaan normal tidak nyata , dan kemudian berpadu lagi menjadi arteriola efferens. Tempat masuk dan keluarnya kedua arteriola itu disebut kutub vaskuler. Di seberangnya terdapat kutub tubuler, yaitu permulaan tubulus contortus proximalis. Gelung glomerulus yang terdiri atas anyaman kapiler tersebut, ditunjang oleh jaringan yang disebut mesangium, yang terdi ri atas matriks dan sel mesangial. Kapiler-kapiler dalam keadaan normal tampak paten dan lebar.
Di sebelah dalam daripada kapiler terdapat sel endotel, yang mempunyai sitoplasma yang berfenestrasi. Di sebelah luar kapiler terdapat sel epitel viseral, yang terletak di atas membran basalis dengan tonjolan-tonjolan sitoplasma, yang disebut sebagai pedunculae atau “foot processes”. Maka itu sel epitel viseral juga dikenal sebagai podosit. Antara sel endotel dan podosit terdapat membrana basalis glomeruler (GBM = glomerular basement membrane). Membrana basalis ini tidak mengelilingi seluruh lumen kapiler. Dengan mikroskop elektron ternyata bahwa membrana basalis ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu dari arah dalam ke luar ialah lamina rara interna, lamina densa dan lamina rara externa.
Simpai Bowman di sebelah dalam berlapiskan sel epitel parietal yang gepeng, yang terletak pada membrana basalis simpai Bowman. Membrana basalis ini berlanjut dengan membrana basalis glomeruler pada kutub vaskuler, dan dengan membrana basalis tubuler pada kutub tubuler . Dalam keadaan patologik, sel epitel parietal kadang-kadang berproliferasi membentuk bulan sabit (” crescent”). Bulan sabit bisa segmental atau sirkumferensial, dan bisa seluler, fibroseluler atau fibrosa.
Populasi glomerulus ada 2 macam yaitu :
1.    Glomerulus korteks yang mempunyai ansa henle yang pendek berada dibagian luar korteks.
2.    Glomerulus jukstamedular yang mempunayi ansa henle yang panjang sampai ke bagian dalam medula. Glomerulus semacam ini berada di perbatasan korteks dan medula dan merupakan 20% populasi nefron tetapi sangat penting untuk reabsoprsi air dan slut.

Jalinan glomerulus merupakan kapiler-kapiler khusus yang berfungsi sebagai penyaring. Kapiler glomerulus dibatasi oleh sel-sel endotel, mempunyai sitoplasma yang sangat tipis, yang mengandung banyak lubang disebut fenestra dengan diameter 500-1000 A. Membran basal glomerulus membentuk suatu lapisan yang berkesinambungan, antara sel endotel dengan mesangial pada satu sisi dan sel epitel disisi lain.
Membran tersebut mempunyai 3 lapisan yaitu :
1.      Lamina dense yang padat (ditengah)
2.      Lamnina rara interna, yang terletak diantara lamina densa dan sel endotel
3.      Lamina rara eksterna, yang terletak diantara lamina densa dan sel epitel
Sel-sel epitel kapsula bowman viseral menutupi kapiler dan membentuk tonjolan sitoplasma foot process yang berhubungan dengan lamina rara eksterna. Diantara tonjolan-tonjolan tersebut adalah celah-celah filtrasi dan disebut silt pore dengan lebar 200-300 A. Pori-pori tersebut ditutupi oleh suatu membran disebut slit diaphgrma. Mesangium (sel-sel mesangial dan matrik) terletak dianatara kapiler-kapiler gromerulus dan membentuk bagian medial dinding kapiler. Mesangium berfungsi sebagai pendukung kapiler glomerulus dan mungkin bereran dalam pembuangan makromolekul (seperti komplek imun) pada glomerulus, baik melalui fagositosis intraseluler maupun dengan transpor melalui saluran-saluran intraseluler ke regio jukstaglomerular.
Tidak ada protein plasma yang lebih besar dari albumin pada filtrat gromerulus menyatakan efektivitas dari dinding kapiler glomerulus sebagai suatu barier filtrasi. Sel endotel,membran basal dan sel epitel dinding kapiler glomerulus memiliki kandungan ion negatif yang kuat. Muatan anion ini adalahhasil dari 2 muatan negatif :proteoglikan (heparan-sulfat) dan glikoprotein yang mengandung asam sialat. Protein dalam daragh relatif memiliki isoelektrik yang rendah dan membawa muatan negatif murni. Karena itu, mereka ditolak oleh dinding kapiler gromerulus yang muatannnya negatif, sehingga membatasi filtrasi.
E.  Tubulus kontortus proksimal
Panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitel kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen tempat terjadinya reabsorbsi.

F.   Ansa Henle.
Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa Henle yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan) dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa Henle.

G. Tubulus Kontortus Distal
Tubulus yang juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron.
1.    Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arterio aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium.
2.    Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang disebut sel juktaglomerular. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.
3.    Macula densa, sel juktaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja sama untuk membentuk aparatus juktaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan darah.

H.  Duktus Pengumpul
Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urin dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih (vesika urinaria).

I.     Sistem Peredaran Darah Pada Ginjal
Darah yang mengalir ke ginjal normalnya sekitar 22% dari curah jantung, atau 1100 ml/menit. Arteri renalis memasuki ginjal melalui hilum dan kemudian bercabang- cabang secara progresif membentuk arteri interlobaris, arteri arkuata, arteri interlobularis, arteri aferen yang menuju kapiler glomerulus tepat sejumlah besar cairan dan zat terlarut kecuali protein plasma. Difiltrasi untuk memulai pembentukan urin.

J.    Sistem Persarafan Ginjal
  Kandung kemih mendapat persarafan utama dari nervus pelvikus, yang berhubungan dengan medulla spinalis melalui pleksus sakralis, terutama dengan sekmen sacral dua dan tiga  medula spinalis. Dalam nervus pelvikus terdapat 2 jenis saraf yaitu serat saraf sensorik dan serat saraf motoric. Serat sensorik mendeteksi  derajat tegangan regangan dalam dinding kandung kemih. Sinyal-sinyal regangan khususnya dari uretra posterior merupakan sinyal yang kuat dan berperan untuk memicu reflex pengosongan kandung kemih.  Persarafan motoric yang dibawa dalam nervus pelvikus merupakan serat parasimpatis. Saraf ini berakhir di sel ganglion yang terletak didalam dinding kandung kemih. Kemudian saraf post yang pendek akan mempersarafi otot detrusor.

Selain saraf pelvis terdapat 2 jenis persarafan yang mengatur fungsi kandung kemih. Saraf yang paling penting adalah saraf motoric skeletal yang di bawa melalui nervus pudendus ke spingter eksternal kandung kemih. Saraf ini merupakan serat saraf somatic yang mempersarafi dan mengatur otot rangka folunter spingter tersebut. Kandung kemih juga mendapat persarafan simpatis melalui nervus hipogastrik yang behubungan dengan segmen lumbal 2 medula spinalis. Saraf simpatis ini merangsang pembuluh darah dan memberi sedikit efek terhadap proses kontraksi kandung kemih.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »