hallo sobat semua kali ini saya admin anggi setiawan dan Rekan perjuangan akan membagikan ilmu Perkuliahan dan Materi SD,SMP dan SMA yang admin pernah pelajari dalam perjalanan hidup admin. semua akan terangkum secara singkat dan menarik.semoga terbantu.
SISTEM PEMERINTAHAN
INDONESIA MASA ORDE LAMA yaitu periode pemerintahan Presiden Soekarno
pada tahun 1945 sampai tahun 1968. Untuk pengertian, masa berlangsung,
kelebiahan dan kekurangannya, mari kita ulas lebih lanjut sistem pemerintahan
pada periode ini.
Pengertian
Orde Lama
Setelah kemerdekaan, Indonesia mengalami beberapa periode
pemerintahan diantaranya orde lama, orde baru, dan reformasi. Orde
lama adalah sebutan bagi periode pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden
Soekarno yang berlangsung pada tahun 1945
sampai tahun 1968. Pada periode
ini, Presiden Soekarno berlaku sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
Pada
masa orde lama, sistem pemerintahan di Indonesia mengalami beberapa peralihan.
Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan presidensial, parlementer,demokrasi liberal,
dan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Berikut penjelasan sistem
pemerintahan masa Soekarno:
Masa Pemerintahan Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Pada
tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidensial
menjadi parlementer. Dimana dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden
memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus
sebagai badan legislatif.
Pada
masa pemerintahan Presiden Soekarno ini juga terjadi penyimpangan UUD 1945.
Berikut Penyimpangan UUD 1945 yang terjadi pada masa orde lama:
Fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berubah, dari
pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut
menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.
Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi
kabinet parlementer.
Masa Demokrasi Liberal
(1950-1959)
Masa
pemerintahan pada tahun 1950-1959 disebut masa liberal, karena dalam
politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Pada saat
negara kita menganut sistem demokrasi liberal, terdapat ciri-ciri sistem
pemerintahan sebagai berikut:
Presiden
dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
Menteri
bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
Presiden
berhak membubarkan DPR.
Perdana
Menteri diangkat oleh Presiden.
Pada
17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959 Presiden Soekarno memerintah menggunakan
konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Dewan
Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai amanat
UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi
baru. Akhirnya, Soekarno
mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yang membubarkan Konstituante. Isi Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 adalah:
·
Pembentukan MPRS dan DPAS
·
Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak
berlakunya lagi UUDS 1950
·
Pembubaran Konstituante
Tahun
1959 – 1968 (Demokrasi Terpimpin)
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana
seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, yaitu Presiden
Soekarno. Sistem Pemerintahan Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh
Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November
1956.
Pada masa demokrasi terpimpin ini terjadi berbagai
penyimpangan yang menimbulkan beberapa peristiwa besar di Indonesia.
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa Demokrasi terpimpin yaitu:
Pancasila
diidentikkan dengan NASAKOM (Nasionalis,
Agama, dan Komunis)
Produk
hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan dalam bentuk
penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan
MPRS
mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Presiden
membubarkan DPR hasil pemilu 1955
Presiden
menyatakan perang dengan Malasya
Presiden
menyatakan Indonesia keluar dari PBB
Hak
Budget tidak jalan
Pada
masa ini terjadi persaingan antara Angkatan
Darat, Presiden, dan PKI. Persaingan ini mencapai klimaks dengan terjadinya perisiwa Gerakan 30
September 1965 yang dilakukan oleh PKI. Adapun
dampak dari peristiwa G 30 S adalah :
Demostrasi
menentang PKI
Mayjen
Soeharto menjadi Panglima AD
Keadaan
ekonomi yang buruk
Kabinet
seratus menteri
Munculnya
TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat)
Tritura
adalah singkatan dari tri tunturan rakyat atau tiga tuntutan rakyat yang
dicetuskan dan diserukan oleh para mahasiswa KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia) dengan didukung oleh ABRI pada tahun 1965. Tuntutan ini ditujukan
kepada Pemerintah. Isi TRITURA yaitu:
Pembubaran
PKI dan ormas-ormasnya.
Pembersihan
kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.
Penurunan
harga barang-barang.
Peralihan Kekuasaan
politik dari Orde lama ke Orde Baru
Terjadinya
peristiwa G 30 S PKI sangat berpengaruh terhadap proses peralihan
pemerintahan dari Orde Lama ke Orde baru. Berikut proses peralihan pemerintahan
dari Orde Lama ke Orde baru:
Tanggal
16 Oktober 1966 Mayjen Soeharto telah dilantik menjadi Menteri Panglima
Angkatan Darat dan dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Jenderal.
Keberanian
KAMI dan KAPPI yang memberikan kesempatan bagi Mayjen Soeharto untuk menawarkan
jasa baik demi pulihnya kemacetan roda pemerintahan dapat diakhiri. Untuk itu
ia mengutus tiga Jenderal yaitu M.Yusuf, Amir macmud dan Basuki Rahmat oleh
Soeharto untuk menemui presiden guna menyampaikan tawaran itu pada tanggal 11
Maret 1966. Sebagai hasilnya lahirlah surat perintah 11 Maret 1966
(SUPERSEMAR).
SUPERSEMARatau
Surat Perintah Sebelas Maret adalah surat perintah yang ditandatangani Presiden
Soekarno pada 11 Maret 1966. Isinya berupa instruksi Presiden Soekarno kepada
Letjen Soeharto, selaku Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk mengambil segala
tindakan yang dianggap perlu untuk mengawal jalannya pemerintahan pada saat
itu. Sampai saat ini belum ada yang tahu secara pasti isi supersemar.
Pada
tanggal 7 februari 1967, jenderal Soeharto menerima surat rahasia dari Presiden
melalui perantara Hardi S.H. Pada surat tersebut di lampiri sebuah konsep surat
penugasan mengenai pimpinan pemerintahan sehari-hari kepada pemegang
Supersemar.
Pada
11 Februari 1967 Jend. Soharto mengajukan konsep yang bisa digunakan untuk
mempermudah penyelesaian konflik. Konsep ini berisi tentang pernyataan presiden
berhalangan atau presiden menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada pemegang
Supersemar sesuai dengan ketetapan MPRS No.XV/MPRS/1966, presiden kemudian
meminta waktu untuk mempelajarinya.
Pada
tanggal 12 Februari 1967, Jend.Soeharto kemudian bertemu kembali dengan
presiden, presiden tidak dapat menerima konsep tersebut karena
tidak menyetujui pernyataan yang isinya berhalangan.
Pada
tanggal 20 Februari 1967 ditandatangani konsep ini oleh presiden setelah
diadakan sedikit perubahan yakni pada pasal 3 di tambah dengan kata-kata
menjaga dan menegakkan revolusi.
Pada
tanggal 23 Februari 1967, pukul 19.30 bertempat di Istana Negara presiden
/Mendataris MPRS/ Panglima tertinggi ABRI dengan resmi telah menyerahkan
kekuasaan pemerintah kepada pengemban Supersemar yaitu Jend.Soeharto.
Pada
bulan Maret 1967, MPRS mengadakan sidang istimewa dalam rangka mengukuhkan
pengunduran diri Presiden Soekarno sekaligus mengangkat Jenderal Soeharto
sebagai pejabat presiden RI.
Setelah
turunnya Presiden Soekarno dari kursi kepresidenan maka berakhirlah orde lama.
Kepemimpinan disahkan kepada Jendral Soeharto yang menanamkan era
kepemimpinanya sebagai orde baru.
Kelebihan dan
Kekurangan Pemerintahan Orde Lama
Masa
Pemerintahan Orde Lama memang tergolong pemerintahan yang mengalami banyak
transisi sistem pemerintahan dan banyak peristiwa penting yang terjadi di
dalamnya. Berikut kelebihan dan kekurangan masa Pemerintahan Orde lama:
Kelebihan
Masa Orde Lama
Presiden
Soekarno banyak menyumbangkan gagasan-gagasan dalam politik luar negeri.
Indonesia
berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda melalui jalur diplomasi dan
militer
Kepemimpinan
Indonesia di mata dunia Internasional mempunyai sumbangsih besar, yaitu sebagai
pelopor gerakan Non blok dan Pemimpin Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika
diadakan pada tahun 1955 di Bandung. Konferensi Asia Afrika tersebut membuahkan
Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.
Mampu
membangun integritas nasional yang kuat
Kekurangan Masa Orde
Lama
Penataan
kehidupan konstitusional yang tidak berjalan sebagaimana di atur dalam UUD
1945.
Situasi
politik yang tidak stabil terlihat dari banyaknya pergantian kabinet yang
mencapai 7 kali pergantian kabinet.
Sistem
demokrasi terpimpin. Kekuasaan
Presiden Soekarno yang sangat Dominan, Sehingga kehidupan politik tidak tumbuh
demokratis.
Pertentangan
ideologi antara nasionalis, agama dan komunis (NASAKOM)
Terjadinya
inflasi yang mengakibatkan harga kebutuhan pokok menjadi tinggi